Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Ikut Komunitas tapi Tidak Arogan, Bagaimana Caranya?

11 Juni 2023   17:08 Diperbarui: 14 Juni 2023   01:35 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto VW ikut balap ISOM Sentul (Dokumentasi Bogor VW Club)

Stiker komunitas pada kaca belakang sontak menaikkan kekuatan mesin. Menambah kecepatan. Lalu berkendara dengan arogan. Kok bisa?

Bukan karena lembaran plastik dengan visual mencolok itu memberikan tenaga tambahan. Bukan.

Setelah bergabung dengan komunitas otomotif, perasaan menjadi berbeda. Lebih istimewa daripada pengguna jalan lain.

Mencari dan mencuri perhatian dengan menekan pedal gas lebih dalam. Rasa bangga bertambah ketika konvoi bersama anggota komunitas.

Tidak mengherankan, apabila peserta iringan satu komunitas otomotif terkesan arogan. Cenderung ingin mendapatkan keistimewaan di jalan umum.

Misalnya, iringan dengan peserta ugal-ugalan dan membahayakan pengguna jalan lain. Atau sembarangan menggunakan lampu rotator dan sirene.

Tidak hanya melibatkan kendaraan beroda empat, perilaku congkak dan abai terhadap aturan lalu lintas juga ditunjukkan oleh komunitas sepeda motor.

Perasaan arogan itulah yang hendak dipupus dalam keanggotaan komunitas otomotif Bogor Volkswagen Club, saat pendiriannya pada tahun 1990 (sejarah pendirian dapat dibaca di artikel: Ini 5 Kiat agar Komunitas Langgeng).

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga menyiratkan, bahwa anggota komunitas wajib mematuhi peraturan lalu lintas serta menghormati pengguna jalan lain.

Waktu itu Dewan Pembina komunitas meliputi Wali Kota Kapolres, Dandim Kota Bogor, serta pihak lain yang saya lupa.

Pengurus senantiasa mengenalkan berkendara tertib kepada anggota komunitas. Maka dalam iringan kendaraan tidak ditemukan adanya peserta yang arogan atau melanggar peraturan (waktu itu, ya!).

Jikalau ada pengguna jalan lain memotong konvoi karena satu hal, maka ia diberi kesempatan memasuki barisan.

Bukan berarti karena anggota komunitas merupakan penggemar mobil VW, yang dikenal sebagai small, slow, and ugly car.

Ada sebagian anggota komunitas telah meningkatkan performa kendaraan buatan Jerman tersebut, sehingga mampu menyaingi kekuatan mobil keluaran terbaru.

Mereka mengganti komponen mesin, sistem pengereman, suspensi, dan lainnya dengan produk aftermarket. Oleh karena itu, kendaraan yang awalnya lamban menjadi selayaknya mobil pacu.

Demi menyalurkan kesukaan terhadap kecepatan, anggota diarahkan agar mobil sudah dimodifikasi diuji dalam beragam arena balap. Dari ajang drag race, one make race, hingga balap retro di gelaran Indonesian Series of Motorsports (ISOM) Sentul, Kabupaten Bogor.

Demikian agar anggota komunitas otomotif tidak berlaku arogan ketika berkendara di jalan umum. Pengurus komunitas menekankan kepada hal berikut:

  • Menyertakan komitmen kepatuhan berlalu lintas dalam pedoman organisasi atau AD ART.
  • Mewajibkan anggota mematuhi pedoman tersebut dan menghormati pengguna jalan lain ketika berkendara.
  • Mengedukasi para anggota komunitas tentang tata cara berlalu lintas dengan baik.
  • Memberi ruang penyaluran hobi adu kecepatan di lokasi yang diperuntukkan khusus untuk balap.
  • Pengurus atau anggota yang ditunjuk agar mengawasi ketertiban selama konvoi kendaraan.

Tertib berlalu lintas dan tidak arogan bisa jadi merupakan sebagian tujuan dari komunitas penggemar otomotif. Bukan hanya itu.

Selain darinya, sesungguhnya ada sasaran dan manfaat lain ikut komunitas, yaitu:

  • Menjadi ajang berkumpul untuk menyalurkan minat sama.
  • Tempat saling bertukar informasi antara anggota.
  • Ruang menunjukkan eksistensi di masyarakat.
  • Merupakan tempat bagi anggota untuk saling menguatkan, saling komunikasi, dan saling memperbaiki.

Demikian tujuan dan manfaat ikut komunitas yang dapat saya sampaikan.

Boleh jadi masih ada manfaat lain yang belum diidentifikasi di dalam artikel ini. Bisa ditambahkan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun