Stiker komunitas pada kaca belakang sontak menaikkan kekuatan mesin. Menambah kecepatan. Lalu berkendara dengan arogan. Kok bisa?
Bukan karena lembaran plastik dengan visual mencolok itu memberikan tenaga tambahan. Bukan.
Setelah bergabung dengan komunitas otomotif, perasaan menjadi berbeda. Lebih istimewa daripada pengguna jalan lain.
Mencari dan mencuri perhatian dengan menekan pedal gas lebih dalam. Rasa bangga bertambah ketika konvoi bersama anggota komunitas.
Tidak mengherankan, apabila peserta iringan satu komunitas otomotif terkesan arogan. Cenderung ingin mendapatkan keistimewaan di jalan umum.
Misalnya, iringan dengan peserta ugal-ugalan dan membahayakan pengguna jalan lain. Atau sembarangan menggunakan lampu rotator dan sirene.
Tidak hanya melibatkan kendaraan beroda empat, perilaku congkak dan abai terhadap aturan lalu lintas juga ditunjukkan oleh komunitas sepeda motor.
Perasaan arogan itulah yang hendak dipupus dalam keanggotaan komunitas otomotif Bogor Volkswagen Club, saat pendiriannya pada tahun 1990 (sejarah pendirian dapat dibaca di artikel: Ini 5 Kiat agar Komunitas Langgeng).
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga menyiratkan, bahwa anggota komunitas wajib mematuhi peraturan lalu lintas serta menghormati pengguna jalan lain.
Waktu itu Dewan Pembina komunitas meliputi Wali Kota Kapolres, Dandim Kota Bogor, serta pihak lain yang saya lupa.