Sebuah peluang usaha. Membeli jambu kristal dari Kebumen, lalu menjualnya di Kota Bogor dengan mengambil keuntungan wajar.
Sederhana. Seseorang bisa berdagang, kendati praktiknya tak semudah itu. Ada saja perkara yang dapat dijadikan alasan untuk membatalkan.
Gagasan terkait kegiatan berdagang menyembul di kepala saat melihat penjual jambu kristal di atas bak mobil pickup.
Ceritanya kemarin saya berjalan kaki, menikmati pemandangan di kebun tanaman obat dan rempah milik satu instansi pemerintah.
Usai menghirup udara segar mampir ke penjual kopi di atas sepeda motor. Memesan secangkir kopi Liong Bulan.
"Aduk dua kali ya! Lebih dari itu kopi terlalu manis."
Segelas plastik kopi panas menemani saya nongkrong di pinggir jalan, beralaskan spanduk bergambar anggota legislatif bersama pemimpin partainya. Ternyata alat peraga politik berguna sebagai tempat duduk, selain sebagai sarana kampanye.
Taklama sebuah mobil bak terbuka parkir. Sang sopir membuka penutup bak. Memasang spanduk bertuliskan, obral jambu kristal Rp10.000 per kg.
Penjual jambu kristal di atas mobil. Mencari peruntungan di tepi jalan bersama penjual kopi di atas sepeda motor, penjual nanas madu, pedagang durian di atas pickup, penjual kaca helm dan aksesoris sepeda motor di atas minibus.
Dua atau tiga bulan lalu saat saya ngopi di bawah pohon manggis, penjual jambu kristal itu belum ada.