Pak Tjipta dan Bu Roselina (pasangan abadinya ) tidak pernah lalai memenuhi undangan Kantor Perwakilan Indonesia di Australia. Termasuk, tentu saja, peringatan 17 Agustus memperingati Proklamasi Republik Indonesia.
Menurut saya, buku ini terlalu tipis untuk memuat pelajaran hidup yang berharga dan tiada habis.
Dituturkan dengan bahasa mudah dipahami. Tidak njlimet. Tidak ruwet bikin mumet kepala. Cara bertutur khas pembelajar hebat di Universitas Kehidupan. Â
Demikian sekilas tentang buku Saya Keturunan Tionghoa, tapi Orang Indonesia.Â
Saya hendak menyelam lagi, lanjut membaca buku bagus ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H