Tempe, tahu, susu kedelai adalah sumber protein nabati. Beberapa orang mengolah kacang, bijian, dan sayuran menyerupai daging, nuget, burger, sosis, dan seterusnya.
Barangkali tersisa sepotong rindu di hati sebagian vegetarian. Ingin menyantap daging dan semacamnya, sehingga menciptakan tiruannya.
Sudahlah. Itu persoalan mereka.
Gaya hidup vegetarian mengemuka, sampai-sampai ada restoran khusus yang menyediakan hidangan non-hewani.
Sebetulnya mudah menemukan penjual makanan vegetarian di Bogor, selain tempe tahu. Mungkin tidak cocok bagi vegan, karena sebagian menggunakan telur dan penyedap dari kaldu ayam atau sapi.
Awal pindah ke Kota Bogor tahun 80-an, saya menemukan jajanan enak di Pasar Anyar. Toge Goreng Pak Gebro!
Terdiri dari tauge (kecambah), mi kuning, ketupat, saus tauco, dan sambal. Saya rasa makanan ini patut disebut sebagai menu vegetarian.
Selanjutnya adalah pecel (kadang disebut lotek dan gado-gado) versi Bogor berisi: aneka sayur, tahu tempe, saus kacang, lontong, dan kerupuk.
Contoh menu vegetarian lain:
- Lontong bumbu. Potongan lontong dengan saus kacang.
- Doclang. Irisan lontong, kentang, saus kacang, dan kerupuk, kadang ditambah telur rebus.
- Tumis oncom pakai leunca (sejenis terung ukuran kecil berbentuk bulat).
- Mi glosor (dari tapioka), yang ditumis dengan potongan daun kubis dan sawi.
- Nasi dimakan hanya dengan tempe kemul (lapis terigu) atau tahu
- Jengkol (semur, dimasak rendang, digoreng, atau mentah) dimakan pakai sambal dan lalap. Dapat menghabiskan nasi sebakul. Nikmat melebihi empal daging.
Saya rasa masih ada lagi yang belum disebut.
Oh ya, ada seorang teman terbiasa makan dengan menu vegetarian simpel. Nasi hangat dengan lauk mi instan rebus/goreng tanpa telur. Di waktu berbeda melahap nasi hangat dengan kecap atau dengan kerupuk. Vegetarian juga kan?