Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Dress Code untuk Lebaran, Beli Baru atau Pakai yang Lama?

18 April 2023   21:05 Diperbarui: 18 April 2023   21:08 1217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika menghadiri resepsi pernikahahan tersirat isyarat tidak tertulis tentang busana dikenakan. Ada yang memakai setelan jas, baju batik, kemeja lengan panjang atau pendek, gaun. Bahkan pegawai katering menggunakan baju putih lengan panjang dengan bawahan bernuansa gelap.

Di lain acara, sang pengundang atau panitia menentukan dress code bagi peserta. Demikian agar acara lebih meriah. Sekolah menetapkan seragam. Tempat kerja menetapkan uniform atau pakaian formal.

Maka dress code merupakan seperangkat aturan tersurat maupun tersirat yang menentukan cara-cara berpakaian di kantor, sekolah, komunitas, event, hingga perayaan.

Aturan tidak tertulis merayakan Hari Kemenangan pun diwujudkan dengan berpakaian terbaik, pantas, dan bersih. Setahun sekali memakai pakaian terbaik, kendati tidak harus baru.

Akan tetapi anak-anak tetap menuntut baju baru. Bagi mereka, tradisi lebaran adalah berbaju baru. Selain itu, pertumbuhan cepat membuat pakaian tahun lalu akan sempit bila dipakai tahun ini.

Beda dengan saya yang tidak tumbuh ke atas pun ke samping. 

Pakaian terbaik bisa diperoleh dengan membeli baru. Atau mengenakan pakaian tahun lalu yang bersih, belum pudar, dan dipakai hanya setahun sekali. Pakaian terbaik itu meliputi (bagi pria, ini bisa jadi inspirasi baju lebaran):

Baju Koko lengan pendek atau panjang, dengan beragam model merupakan pakaian yang tidak lekang oleh waktu. Cocok saja dipadukan dengan sarung, celana panjang formal atau denim, atau sarung.

Hem Batik. Tidak perlu diragukan, busana bercorak karya bangsa Indonesia ini selalu tampak menawan. Baik saat salat Id, berkumpul bersama keluarga, berkunjung maupun menerima tamu. Akan lebih bagus bila menggunakan bawahan celana berwarna gelap atau krem.

Kemeja lengan panjang atau pendek berwarna putih, krem, atau warna lembut lainnya bisa menjadi pilihan. Bisa dikombinasikan dengan celana kain, jins, atau sarung.

Itu pilihan menurut versi saya. Corak dan gaya bisa bervariasi mengikuti perkembangan fesyen. Jangan lupa semprotkan parfum, menggunakan peci, dan melangkah dengan sandal kulit buatan Tasikmalaya.

Menyambut Idul Fitri dan tamu-tamunya menggunakan baju terbaik. Boleh beli baru. Bisa juga setelan lama yang masih pantas dikenakan, bersih, tidak pudar, dan wangi.

Busana terbaik merupakan cermin dari kegembiraan dan rasa syukur menyambut Lebaran.

Menurut ulama-ulama, ada hikmah di balik anjuran memakai baju terbaik saat Idul Fitri, yakni: merupakan wujud syukur; mengagungkan hari raya; dan mengagungkan malaikat yang hadir pada waktu-waktu tersebut (nu.or.id).

Maka dari itu, saya sendiri mengenakan baju koko warna putih yang baru sekali dipakai pada tahun lalu. Kepala ditutup peci hitam. Bawahnya memakai sandal kulit.

Hari kedua bulan Syawal saya menggunakan kemeja batik lengan panjang, yang jarang digunakan, dan bawahan celana hitam.

Jadi saya tidak perlu bingung, perihal dress code menyambut Idulfitri 1 Syawal 1444 H sebentar lagi. 

Tidak perlu membeli baju baru. Cukup menggunakan pakaian terbaik yang masih tersimpan di lemari. Jarang dipakai, bersih, masih pantas, dan wangi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun