Itu pilihan menurut versi saya. Corak dan gaya bisa bervariasi mengikuti perkembangan fesyen. Jangan lupa semprotkan parfum, menggunakan peci, dan melangkah dengan sandal kulit buatan Tasikmalaya.
Menyambut Idul Fitri dan tamu-tamunya menggunakan baju terbaik. Boleh beli baru. Bisa juga setelan lama yang masih pantas dikenakan, bersih, tidak pudar, dan wangi.
Busana terbaik merupakan cermin dari kegembiraan dan rasa syukur menyambut Lebaran.
Menurut ulama-ulama, ada hikmah di balik anjuran memakai baju terbaik saat Idul Fitri, yakni: merupakan wujud syukur; mengagungkan hari raya; dan mengagungkan malaikat yang hadir pada waktu-waktu tersebut (nu.or.id).
Maka dari itu, saya sendiri mengenakan baju koko warna putih yang baru sekali dipakai pada tahun lalu. Kepala ditutup peci hitam. Bawahnya memakai sandal kulit.
Hari kedua bulan Syawal saya menggunakan kemeja batik lengan panjang, yang jarang digunakan, dan bawahan celana hitam.
Jadi saya tidak perlu bingung, perihal dress code menyambut Idulfitri 1 Syawal 1444 H sebentar lagi.Â
Tidak perlu membeli baju baru. Cukup menggunakan pakaian terbaik yang masih tersimpan di lemari. Jarang dipakai, bersih, masih pantas, dan wangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H