Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Finansial Sehat Saat Ramadan, Macam Mana Pula?

16 April 2023   08:08 Diperbarui: 16 April 2023   08:44 1632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat Al-Isra ayat 26-27 berikut artinya dipetik dari nu online (grafis dokumen pribadi)

Finansial sehat saat Ramadan? Bisa jadi ada Sebagian orang merasa serba cukup sehingga tidak pernah mengenal tanggal tua. Ada juga mereka yang selalu tidak pernah cukup, seperti apa?

Contohnya, Bupati yang minta setoran kepada para kepala dinas/SKPD (Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan menerima suap. Bahkan menggadaikan bangunan Dinas PUPR dan Kantor Pemkab ke Bank Riau Kepri, senilai 100 miliar (baca sendiri beritanya di sini).

Begini nih yang bikin ruang tahanan KPK dan Lapas Sukamiskin Bandung lekas padat. Pejabat publik punya penghasilan yang mestinya cukup, tapi jiwanya miskin. Mencuri atau menerima uang tidak halal.

Koruptor adalah tipikal manusia tidak pernah bersyukur. Takpernah merasa cukup.

Menurut mereka yang memahami ilmunya, finansial sehat merupakan keseimbangan kebutuhan finansial kini dan di masa depan. Termasuk kemampuan mengatasi keperluan finansial tidak terduga.

Secara teknis OJK memberikan parameter keuangan sehat dan tidak sehat. Keuangan sehat berarti:

  • Siap kapan saja memenuhi kebutuhan finansialnya.
  • Punya kontrol atas pengeluaran.
  • Memiliki tabungan.
  • Rasio pinjaman bagus (di bawah 30% dari pendapatan).
  • Terakhir, punya perencanaan keuangan.

Keterangan lengkap silakan buka ojk.go.id

Singkatnya, finansial sehat adalah ketika seseorang bijak mengatur anggaran.

Ramadan mengajarkan tentang pengembangan rasa syukur. Misalnya, bagaimana segelas air saat berbuka puasa menjadi nikmat. 

Ia juga melatih orang berpuasa agar melembutkan hati, merasakan kesulitan orang lain yang diejawantahkan dengan berbagi kepada sesama.

Tidak hanya menahan makan minum, sejatinya berpuasa Ramadan melatih seseorang mengendalikan hawa nafsu dan sabar terhadap hal duniawi.

Apabila melaksanakan puasa Ramadan dengan sungguh-sungguh, maka seseorang tidak bakal “kalap” berbelanja untuk keperluan buka puasa dan lebaran nanti.

Tidak menuruti hawa nafsu dalam pembelian. Tindakan pengeluaran telah memperhitungkan aspek keuangan sehat sebagaimana dimaksud di atas.

Islam menegaskan agar mengelola keuangan secara baik dan bijak, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Isra ayat 26-27:

Surat Al-Isra ayat 26-27 berikut artinya dipetik dari nu online (grafis dokumen pribadi)
Surat Al-Isra ayat 26-27 berikut artinya dipetik dari nu online (grafis dokumen pribadi)

Finansial sehat saat Ramadan bermakna menerapkan pola hidup hemat daripada menuruti perilaku boros.

Maka, sudah seharusnya Ramadan menjadi kesempatan bagi umat Islam agar: lebih meningkatkan manajemen finansial sehat; mengalokasikan keuangan untuk memberikan zakat, sedekah, serta infak; dan senantiasa bersyukur di setiap keadaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun