Langkah awal adalah menjaga kesehatan fisik dan mental. Diikuti dengan pemeriksaan kelaikan kendaraan untuk jalan jauh, kelengkapan surat, dan perlengkapan yang sekiranya perlu dibawa.
Sebaiknya tidak membenani kendaraan melampaui kapasitas ruang atau berat diperkenankan. Ada yang berpendapat, makin berat bawaan makin enak pula mobil dikendarai. Padahal tidak. Beban berlebihan dapat mengganggu stabilitas kendaraan. Bahaya!
Menyediakan dana cukup untuk perjalanan, memenuhi kebutuhan di kampung halaman, hingga kembali ke rumah. Termasuk mengisi kartu e-toll atau uang elektronik untuk perjalanan pergi pulang.
Memastikan keamanan rumah dengan mematikan aliran listrik yang tidak perlu, menyalakan lampu penerangan luar, menutup aliran gas dan air, dan mengunci pintu serta pagar.
Memberitahu RT dan tetangga dekat. Jangan lupa berdoa memohon keselamatan dan kelancaran dalam perjalanan.
Selama perjalanan
Usahakan beribadah tepat waktu. Perjalanan jauh tidak berarti merintangi pelaksanaan ibadah. Kenali penunjuk lokasi masjid.
Menguasai rute perjalanan dan jalan alternatifnya. Rajin mendengarkan berita tentang kondisi lalu lintas dan situasi jalan akan ditempuh.
Perjalanan luar kota berbeda perhitungan dengan di dalam kota, maka perhatikan kecepatan stabil dan jarak aman dengan kendaraan di depan.
Bila ada cadangan, lakukan penggantian pengemudi secara periodik. Jika tidak, istirahat di tempat aman setelah mengemudi 3-4 jam tanpa-henti.
Saat buka atau sahur (perjalanan di bulan Ramadan), sebaiknya pengemudi makan tidak berlebihan. Agar tidak mengantuk ketika "membawa" kendaraan. Pengalaman saya, hindari makan olahan ikan. Akan membuat lebih mengantuk. Mungkin para ahli bisa menerangkan hal ini.
Apabila mengantuk, jangan paksakan mengemudi. Lebih baik beristirahat. Ada yang bilang, laju kendaraan lebih cepat membuat tidak mengantuk. Salah besar!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!