Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Batal Puasa Jangan Salahkan Warung Nasi, tapi Diri Sendiri

26 Maret 2023   17:07 Diperbarui: 26 Maret 2023   17:10 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi warung makan dengan tirai (dokumen TRIBUNJAKARTA.COM/ISTIMEWA diambil melalui KOMPAS.COM)

Pukul delapan pagi. Setir sepeda motor sepertinya mengalami kerusakan. Saat sedang melaju mendadak setang terasa berat ke kiri.

Terpaksa tangan mengikuti kemauan motor untuk belok. Parkir di halaman sebuah tempat yang bagian depannya tertutup kain warna krem. Tirai yang tidak berhasil menyembunyikan kaki-kaki menggantung, telapak menjejak lantai, dan kaki-kaki bertengger di palang kursi dan meja kayu.

Segelas air bening, secangkir kopi, dua gorengan, dan asap putih menemani, sambil menunggu matangnya mi rebus pakai telur.

Begitu cara seorang teman menyampaikan pembenaran, mengapa ia kemarin membatalkan puasa.

Pagi ini pun pria slengean itu mengajak ke warung nasi.

"Ngopi dan nyicipin sedikit nasi rames ayam."

Katanya, batal puasa karena kedai penjual nasi buka pada siang hari bulan Ramadan. 

Oleh karena itu ia setuju jika warung-warung makan ditutup. Makanan tersedia dimusnahkan. Kalau perlu warung dihancurkan.

Ia menyampaikan pernyataan dengan amarah meluap. Mulut berbusa hingga cairan halus muncrat ke mana-mana.

Beda cerita bila makan atau minum karena betul-betul lupa. Puasa pria muslim itu batal, karena secara sengaja makan minum di waktu puasa. Masih ada hal-hal lagi penyebab batalnya puasa.

Namun beberapa alasan ini biasanya disampaikan oleh mereka yang sengaja membatalkan puasa, antara lain:

  • Tidak kuat menahan lapar dan haus.
  • Merasa lemas dan lelah akibat tidak mampu beradaptasi dengan perubahan jadwal atau pola makan.
  • Merasa terbebani jika berpuasa ketika melakukan aktivitas padat dan pekerjaan berat.
  • Melihat orang di sekitarnya makan minum.
  • Hawa panas, matahari pun menyengat.

Justru itulah godaan-godaan yang harus dihadapi selama berpuasa. 

Tidak hanya godaan makan minum, gangguan yang dapat mengurangi makna puasa bisa timbul dari:

  • Ketidakmampuan mengendalikan amarah.
  • Membicarakan keburukan orang lain.
  • Berlaku curang (mencuri, mark-up nilai barang dalam proyek, suap-menyuap hingga perbuatan korupsi lainnya).
  • Pria yang memandang sengaja dan lama kepada wanita berpakaian minim, yang anehnya bermunculan saat ngabuburit di sore hari.

Sebagai umat Islam sehat yang tidak dikecualikan dari puasa, seharusnya mampu menahan godaan-godaan. Menjalankan kewajiban puasa Ramadan dengan ikhlas, tulus, dan penuh kesabaran.

Jadi jangan menyalahkan setang sepeda motor jika batal berpuasa. Pun menyalahkan warung nasi buka selama Ramadan sebagai alasan membatalkan ibadah puasa.

Alamatkan kesalahan kepada diri sendiri, yang pada dasarnya tidak tahan godaan.

Wallahu alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun