Artikel sebelumnya membahas makan berlebihan saat berbuka puasa dapat mengganggu kesehatan. Sebenarnya, apa sih manfaat puasa secara keseluruhan bagi kesehatan diri?
Tentu puasa yang dilaksanakan sungguh-sungguh mengikuti syarat sahnya.
Tulisan ini adalah pengalaman, dalam keadaan mana saya merasakan perubahan fisik dan psikis selama dan setelah menjalankan ibadah shaum.
Pekan Pertama
Kecuali pergeseran jadwal dan frekuensi makan, hari-hari pertama berpuasa keadaan tidak begitu berbeda dengan hari biasa. Setelah subuh tidak mengantuk. Siang tidak merasa lapar pun haus.
Pekan Kedua
Jelang akhir minggu pertama atau memasuki pekan kedua puasa barulah muncul rasa lemas, lapar, haus, dan ngantuk. Godaan untuk membatalkan puasa pun muncul. Pengen ngopi, makan mi rebus plus satu dua gorengan, minum es kelapa muda. Berat, berat....!
Godaan hebat yang menyebabkan setang motor rusak. Bisa saja setir tiba-tiba lebih berat ke kiri, yang jika dituruti akan berhenti di parkiran kedai ditutup kain biru.
Jangan lakukan itu! Sekalinya batal, pelaksanaan ibadah shaum selanjutnya dijamin akan lebih sulit. Ada saja dalih dibuat sebagai pembenaran.
Bisa jadi metabolisme membakar stok simpanan makanan (lemak) di dalam tubuh menjadi energi. Diketahui, asupan makanan dan minuman selama puasa menjadi relatif sedikit. Makan dua kali sehari dengan jarak waktu lebih dari 13 jam.
Proses pembuangan limbahnya pun bikin perut mules. Sepertinya saluran pencernaan "dikuras" agar lemak takguna habis terkikis. Rasa mules berlangsung dua sampai tiga hari.
Dugaan saya, hal itu dipengaruhi oleh santapan 11 bulan sebelumnya. Kian buruk efek makanan minuman bagi tubuh, ya kian terasa mules. Para ahli akan menjelaskan lebih baik dibanding hipotesis asal-asalan tersebut.
"Penderitaan" akibat lapar dan haus berlangsung sampai pekan berikutnya. Ditambah cuaca yang panas njepret, dari dalam makin kuat dorongan untuk sekadar minum sirup dingin atau makan nasi uduk.
Tidak hanya itu. Emosi buruk meningkat. Salah satu tanda adalah gampang marah atas suatu perkara sepele. Umpama, kesal dan marah menghadapi macet ketika terburu-buru memenuhi undangan bukber (buka puasa bersama).
Pekan Ketiga
Baru dalam pekan ketiga keadaan lebih stabil, apabila lolos dari ujian pada dua minggu awal.
Muncul kesempatan yang saya persepsi sebagai upaya perenungan. Banyak cara untuk itu, di antaranya: meningkatkan kualitas ibadah, makin rajin membaca ayat-ayat suci, memperbanyak dzikir, bersilaturahmi.
Satu hal penting yang diajarkan oleh Islam adalah i'tikaf. Beribadah di masjid pada 10 hari terakhir Ramadan. Itu hari-hari saya berlaku pasrah dan berserah diri kepada ketentuan Allah.
Pekan Keempat
Badan terasa lebih ringan. Pikiran makin terang. Saya pun lebih mahir mengendalikan emosi. Sahur dan buka puasa seadanya. Penting ada makanan minuman sehat yang masuk.
Pada siang tidak terasa lapar, haus, pun panas. Hari-hari indah terasa lebih cepat dan segera berakhir.
***
Pengalaman tiap orang bisa berbeda. Bagi saya, berpuasa sebulan sangat bermanfaat untuk kesehatan diri selain merupakan syariat.
Pengalaman di atas ditambah pengetahuan dari beberapa jurnal menghasilkan pendapat bahwa berpuasa:
- Menurunkan berat badan. Makan teratur, tepat waktu, dan dalam jumlah tidak berlebihan berpengaruh terhadap penurunan berat badan. Pernyataan ini ditegaskan oleh pendapat ahli, puasa Ramadan mendorong pengurangan signifikan pada berat badan (sumber)
- Menurunkan faktor risiko serangan jantung, yaitu tekanan darah dan kadar kolesterol. Sebuah studi menemukan bahwa puasa menurunkan, antara lain, kolesterol/triligliserida dalam darah, tekanan darah (sumber).
- Puasa dapat mencegah diabetes, asalkan tidak tergoda oleh makanan minuman terlampau manis. Terinformasi, puasa memperbaiki sensitivitas insulin dalam tubuh (sumber).
- Menurut studi, puasa akan mengurangi kadar CRP, yang merupakan indikasi peradangan dalam tubuh. CRP atau C-reactive protein diproduksi oleh organ hati ketika ada peradangan (sumber).
- Puasa membantu saya berpikir lebih jernih dan memperbaiki kemampuan mengendalikan emosi. Sebuah studi menyebutkan, puasa meningkatkan fungsi kognitif, konsentrasi, memori, dan kinerja mental secara umum (sumber).
- Penelitian tersebut juga mengatakan, puasa membentengi sel-sel sehat terhadap kerusakan oksidatif, yang menyebabkan berkembangnya kanker.
Singkatnya, puasa berperan dalam menurunkan berat badan; mengurangi risiko penyakit jantung, mencegah diabetes; mengurangi peradangan; meningkatkan fungsi kognitif, tingkat emosi; dan melindungi dari kanker.
Jadi, puasa sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Asalkan berpuasa dengan disiplin sesuai ajaran.Â
Wallahu a'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H