"Penderitaan" akibat lapar dan haus berlangsung sampai pekan berikutnya. Ditambah cuaca yang panas njepret, dari dalam makin kuat dorongan untuk sekadar minum sirup dingin atau makan nasi uduk.
Tidak hanya itu. Emosi buruk meningkat. Salah satu tanda adalah gampang marah atas suatu perkara sepele. Umpama, kesal dan marah menghadapi macet ketika terburu-buru memenuhi undangan bukber (buka puasa bersama).
Pekan Ketiga
Baru dalam pekan ketiga keadaan lebih stabil, apabila lolos dari ujian pada dua minggu awal.
Muncul kesempatan yang saya persepsi sebagai upaya perenungan. Banyak cara untuk itu, di antaranya: meningkatkan kualitas ibadah, makin rajin membaca ayat-ayat suci, memperbanyak dzikir, bersilaturahmi.
Satu hal penting yang diajarkan oleh Islam adalah i'tikaf. Beribadah di masjid pada 10 hari terakhir Ramadan. Itu hari-hari saya berlaku pasrah dan berserah diri kepada ketentuan Allah.
Pekan Keempat
Badan terasa lebih ringan. Pikiran makin terang. Saya pun lebih mahir mengendalikan emosi. Sahur dan buka puasa seadanya. Penting ada makanan minuman sehat yang masuk.
Pada siang tidak terasa lapar, haus, pun panas. Hari-hari indah terasa lebih cepat dan segera berakhir.
***
Pengalaman tiap orang bisa berbeda. Bagi saya, berpuasa sebulan sangat bermanfaat untuk kesehatan diri selain merupakan syariat.
Pengalaman di atas ditambah pengetahuan dari beberapa jurnal menghasilkan pendapat bahwa berpuasa:
- Menurunkan berat badan. Makan teratur, tepat waktu, dan dalam jumlah tidak berlebihan berpengaruh terhadap penurunan berat badan. Pernyataan ini ditegaskan oleh pendapat ahli, puasa Ramadan mendorong pengurangan signifikan pada berat badan (sumber)
- Menurunkan faktor risiko serangan jantung, yaitu tekanan darah dan kadar kolesterol. Sebuah studi menemukan bahwa puasa menurunkan, antara lain, kolesterol/triligliserida dalam darah, tekanan darah (sumber).
- Puasa dapat mencegah diabetes, asalkan tidak tergoda oleh makanan minuman terlampau manis. Terinformasi, puasa memperbaiki sensitivitas insulin dalam tubuh (sumber).
- Menurut studi, puasa akan mengurangi kadar CRP, yang merupakan indikasi peradangan dalam tubuh. CRP atau C-reactive protein diproduksi oleh organ hati ketika ada peradangan (sumber).
- Puasa membantu saya berpikir lebih jernih dan memperbaiki kemampuan mengendalikan emosi. Sebuah studi menyebutkan, puasa meningkatkan fungsi kognitif, konsentrasi, memori, dan kinerja mental secara umum (sumber).
- Penelitian tersebut juga mengatakan, puasa membentengi sel-sel sehat terhadap kerusakan oksidatif, yang menyebabkan berkembangnya kanker.
Singkatnya, puasa berperan dalam menurunkan berat badan; mengurangi risiko penyakit jantung, mencegah diabetes; mengurangi peradangan; meningkatkan fungsi kognitif, tingkat emosi; dan melindungi dari kanker.