Setiap kali pergi ke belakang, setiap kali itu pula ia menelurkan kebijakan janggal.
Umpama. Saat dua tahun kemarin pandemi menghantui semua orang, perusahaan ibarat berjalan di tempat. Banyak pegawai tidak berkegiatan, akibat pengurangan banyak produksi lantaran tidak banyak pembeli. Kemudian banyak pegawai mengeluh.
"Bosan," kata bagian pemasaran.
Departemen produksi mengeluh, "ngantuk, tiada kerjaan."
Penanggung jawab bidang Sumber Daya Manusia nyap-nyap, "kalian enak-enakan, pada makan gaji buta!"
Demi mencerap segala keluh, Gupenur beranjak ke belakang. Membuka pintu lalu mengunci dari dalam. Cukup lama.
Sukses menurunkan berat badan (indikasinya: terdengar dari suara siraman air dalam jumlah besar dan seketika), Gupenur keluar dengan wajah lega. Sambil menarik, membetulkan celana, ia memanggil seluruh manajer.
"Perintahkan kepada pegawai tanpa kecuali, agar menciptakan pekerjaan. Mulai besok pagi mengecat langit...!!!"
"Haah...???"
"Apa? Pecat bagi yang membangkang!"
Tiada tawar menawar. Tiada sanggahan.