Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Artikel Utama

ChatGPT Bisa Membuat Artikel Jadi Lebih Bagus

5 Maret 2023   09:59 Diperbarui: 6 Maret 2023   10:45 2235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar robot artificial intelligence bikin artikel oleh Richard Duijnstee dari Pixabay

Bisa jadi artikel yang sudah ditayangkan jadi lebih bagus, andai memanfaatkan hasil percakapan dengan chatGPT. Lebih menyeluruh dan padat.

Akhirnya tulisan ditayangkan di Kompasiana pada 15 Desember 2022 memperoleh sematan Artikel Utama. Tulisan berjudul "15 Faktor Penentu agar Bisnis Kuliner Tahan Lama" itu memuat beberapa gagasan, dalam rangka membangun usaha makanan minuman:

  • Membuat konsep
  • Memahami peluang dan persaingan pasar.
  • Lokasi dan perizinan.
  • Selera.
  • Produk berkualitas.
  • Bikin ciri khas.
  • Membuat kalkulasi.
  • Biaya produksi, menentukan harga jual, target market, proyeksi keuangan, dan seterusnya.
  • Menyediakan peralatan cukup.
  • Berpromosi.
  • Menyusun sistem dan prosedur pengoperasian.
  • Fokus kepada usaha.
  • Tepat dalam pendelegasian.
  • Memiliki jiwa melayani.
  • Evaluasi.

Naskah tersebut merupakan hasil pengamatan dan pengalaman pribadi. Minim referensi. Maka Anda akan membaca berbagai kekurangan yang luput dari perhatian saya.

Sekarang saya akan mengujinya melalui percakapan ChatGPT. Kecerdasan buatan ini adalah satu model yang dikembangkan agar dapat berinteraksi dengan pengguna. 

Tangkapan layar ChatGPT (dokumen pribadi)
Tangkapan layar ChatGPT (dokumen pribadi)

Saya akan berdialog dengannya setelah mengubah pernyataan menjadi pertanyaan, apa saja faktor penentu  yang diperlukan agar bisnis kuliner tahan lama?

Tidak pakai lama, ChatGPT menuliskan jawaban, sebagai berikut:

Ada beberapa faktor yang penting untuk memastikan bisnis kuliner dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, antara lain:

  • Kualitas produk dan layanan: Kualitas makanan dan minuman yang disajikan serta pelayanan yang ramah dan profesional adalah faktor kunci untuk menjaga pelanggan tetap datang kembali dan merekomendasikan bisnis Anda kepada orang lain.
  • Inovasi menu: Selalu mengembangkan menu dan menyesuaikan dengan tren kuliner terbaru dapat membuat bisnis Anda tetap relevan dan menarik bagi pelanggan.
  • Konsistensi: Menjaga konsistensi dalam kualitas produk, rasa, dan layanan sangat penting untuk membangun citra positif dan kepercayaan pelanggan.
  • Manajemen keuangan yang baik: Memiliki manajemen keuangan yang baik dan efektif dapat membantu bisnis Anda bertahan dalam jangka panjang.
  • Pemasaran yang efektif: Pemasaran yang efektif dapat membantu bisnis Anda menjangkau pelanggan potensial dan membangun citra merek yang kuat.
  • Lokasi strategis: Memilih lokasi yang tepat sangat penting dalam bisnis kuliner, karena dapat membantu memaksimalkan jumlah pelanggan yang dapat dijangkau.
  • Manajemen operasional yang efisien: Efisiensi dalam operasional bisnis dapat membantu mengurangi biaya produksi dan meningkatkan keuntungan.
  • Staf yang terampil dan terlatih: Mempunyai staf yang terampil dan terlatih dalam mengoperasikan bisnis kuliner dapat meningkatkan kualitas produk dan layanan, dan membantu membangun citra positif untuk bisnis Anda.

Wow! Ternyata isi jawaban ChatGPT komplit. Penjelasan lebih lugas. Tidak mbulet, dibanding pembahasan serupa di artikel saya.

Malahan, makhluk pintar ini menambahkan perihal inovasi menu, yang membuat bisnis kuliner relevan dan tetap menarik bagi pelanggan. Bagian ini meleset dari perhatian saya.

Satu lagi, yaitu konsisten dalam menjaga mutu produk, layanan, dan rasa. Saya bisa berkilah bahwa itu bisa terwakili di dalam poin sistem dan prosedur pengoperasian, kepatuhan terhadap standard recipe (patokan bahan-bahan pembentuk berikut takarannya).

Gambar robot artificial intelligence bikin artikel oleh Richard Duijnstee dari Pixabay
Gambar robot artificial intelligence bikin artikel oleh Richard Duijnstee dari Pixabay

Keunggulan artikel saya adalah tentang make a difference. ChatGPT tidak menuliskan mengenai langkah membuat ciri khas dalam bisnis kuliner itu. Ah, rasa-rasanya cuping hidung saya mengembang.

ChatGPT juga tidak membahas soal fokus, kendati itu sedikit banyak dimuat dalam item konsistensi. Artikel saya lebih spesifik, menekankan fokus pada usaha sedang dirintis. Namun saya kira, nuansa perbandingan itu amatlah samar.

Saya penasaran, ChatGPT belajar dari mana, kok bisa pinter. Selanjutnya saya bertanya, ada rujukan tentang itu, tidak?

ChatGPT menjawab cepat.

Tentu saja! Berikut adalah beberapa referensi yang dapat Anda gunakan untuk mengetahui lebih lanjut tentang faktor-faktor yang diperlukan agar bisnis kuliner dapat bertahan lama:

(ChatGPT menyebut lima rujukan berbahasa Inggris dalam jurnal internasional tentang bisnis kuliner. Kepanjangan, bila ditulis satu persatu. Dapat dilihat di sini, sini, sini, dan sini)

Semoga bermanfaat!

Saya pun menganga. Pantas pintar. Bacaannya lebih dari cukup, sehingga jawaban disampaikan demikian menyeluruh.

Andai. Andai saja saya menambahkan masukan dari chatGPT ke dalam artikel sudah tayang, diperkirakan hasil tulisan akan makin bagus. Rapi, lengkap, dan baik untuk dibaca.

Untuk itu, mau tidak mau saya harus mengungkapkan hal ini: kamu memang pintar benar. Terima kasih ya. Sampai jumpa lagi. Bye bye cherio.

Eh, kayak berbicara dengan orang saja, ya!

ChatGPT berkata: Terima kasih banyak! Senang bisa membantu. Sampai jumpa lagi di lain waktu!

Akhirul Kata

Ketika memiliki gagasan, Anda bisa bertanya kepada ChatGPT, terkait mewujudkannya menjadi artikel. Model kecerdasan buatan ini akan menjawab dengan singkat, namun menyeluruh. Kurang, ya tanya lagi.

Interaksi dengan chatGPT telah menambah pandangan berharga terhadap artikel yang pernah saya buat. Mesin pintar tersebut menggunakan referensi kompeten yang cukup untuk mendukung pernyataan-pernyataannya.

Jadi, menurut hemat saya, hasil dialog dengan chatGPT dapat memperkaya artikel sedang atau akan dibuat.

Namun ia tetap perlu sentuhan rasa, pengamatan langsung, dan pengalaman agar karya tulis memiliki jiwa. Ciri khas yang menjadi signature seorang penulis.

ChatGPT bisa membuat artikel menjadi lebih bagus, asalkan tidak menyalin tempel begitu saja. Lagi pula, tidak elok menjiplak karya orang lain (dan mesin), lalu mengaku sebagai artikel buatan sendiri.

Disclaimer: Artikel dibuat setelah berinteraksi dengan ChatGPT. Sebagian isi artikel merupakan kalimat salin-tempel dari dialog box ChatGPT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun