"Kesempatan memperbaiki diri hingga jiwa dibetot dari raga."
"Setuju. Untung tidak dicabut pada waktu itu. Mana sempat bertobat?"
"Kalaupun tiba waktunya, ingin berangkat setelah menyelesaikan semua tugas. Seketika. Tidak merepotkan orang lain melainkan demi penguburan."
Pria kurus dengan tongkat empat kaki dan pria tidak bertopang bersepakat perihal cara terbaik menghadapi kematian. Itu keinginan mereka.
Sampai pada satu Jumat. Pria kurus dengan tongkat empat kaki berjalan menuju masjid. Duduk di kursi khusus orang-orang tidak bisa bersimpuh di karpet masjid.
Seruan pertama berkumandang. Jamaah bangkit. Melakukan salat sunah sebelum khatib naik ke mimbar.
Pria kurus tetap duduk di kursi. Mengangkat tangan sambil mengucapkan takbir. Napas tersengal sejenak. Tubuh kurus membeku.Â
Ambruk!
***
Temannya beruntung. Berpulang pada Jumat, hari yang dianggap terbaik dari semua hari. Saat melaksanakan ibadah pula.
Kabar terbaik adalah, berangkat seketika tanpa menyengsarakan orang lain, seumpama sakit yang memerlukan rawat inap.