Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pernah Berjaya, Kini Angkot Merana Terkikis oleh Bus

3 Februari 2023   17:58 Diperbarui: 7 Februari 2023   08:08 1785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kaca belakang angkot untuk kampanye Renbacaleg dan Renbacapres (dokumen pribadi)

Sekarang pria pemilik 5 angkot menyisakan 1 unit dengan rute gemuk. Itu pun dengan kursi penumpang sering lowong. Jarang penuh.

Dengan angkot milik sendiri, ia bersyukur masih bisa mendapatkan rezeki. Dalam sehari beroperasi dari pagi hingga pukul lima sore, paling banyak, menghasilkan Rp150.000,00 (bruto).

Kini angkot tidak lagi menjadi ladang penghasilan bagus. Penumpang jauh berkurang. Lagi pula, angkot yang bisa beroperasi adalah kendaraan keluaran tahun 2000 ke atas. Pria --saya lupa menanyakan namanya-- itu tidak berani membeli armada baru.

"Cicilannya tidak nutup!" keluhnya.

Kendati biaya pengurusan izin trayek sekarang tidak ada harganya. Dipungut dengan biaya wajar.

Akhirul Kata

Angkot tidak lagi memadati jalanan kota yang memutari Kebun Raya itu. Sebagian mangkal dalam waktu relatif lama menunggu penumpang di sekitar pasar, gerbang keluar-masuk Stasiun KRL, Alun-Alun.

Sebutan kota sejuta angkot terkikis sudah. Program konversi angkutan perkotaan ke BisKita diduga menjadi salah satu sebab. Angkot merana. Insan per-angkot-an tidak bisa lagi mengandalkannya dalam mengais rezeki.

Di balik anjloknya penghasilan dari angkot, pria berusia 68 tahun itu percaya bahwa rezeki tidak akan ke mana. Salah satunya dengan membeli besi bekas dari para pemulung, lalu menjualnya ke agen yang bukan pengepul barang loak. Lebih menguntungkan, katanya.

Hal yang membuatnya optimis, kendaraan dengan kelir hijau itu mampu memasuki jalan kecil yang sempit bila dilalui oleh BisKita. Jadi, masih ada ruang untuk memperoleh rezeki.

Ada juga pemasukan tambahan. Dengan mengiklankan renbacaleg (rencana bakal calon legislatif) dan renbacapres (rencana bakal calon presiden). Memperoleh kompensasi senilai 300-400 ribu rupiah untuk jangka waktu, yang lupa lagi saya tanyakan.

Moga-moga nanti makin banyak kandidat menjadikan angkot sebagai satu pilihan media kampanye, dengan memasang one way sticker.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun