Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kabel Serabut Berpilin-pilin di dalam Kepala

23 Januari 2023   17:19 Diperbarui: 23 Januari 2023   18:32 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kabel berpilin-pilin di dalam kepala oleh geralt dari pixabay.com

Bakda asar. Petak pengap. Udara terjerembap berbaur omelan dari dapur. Ke simpangan aku menyeret kabel serabut berpilin-pilin di dalam kepala.  

Duduk pada beton tepi jalan cagak. Bertemu dengan orang-orang terpinggirkan. Menghirup udara segar. Mengurai kusut.

Sudut pertemuan jalan itu menawarkan kisah tentang segala kesah, juga bualan-bualan, yang paling mungkin terpikirkan oleh manusia.

Baca juga: Distrik Merah

"Ke mana Usman, tumben tidak kelihatan?"

"Ia pulang. Menghadapi petugas yang hendak mencabut meteran listrik rumahnya," ujar Pak Tua.

Pria berpipi cekung kemudian bangkit. Meniup peluit berkali-kali demi melihat sedan mewah dengan lampu kuning berkedip-kedip.

Tangan kanan pak Tua terangkat ke udara. Para pengguna jalan memelankan mobil motor lalu berhenti. Tangan kiri mengayun. 

Moncong sedan melompat menuju jalan besar. Dari balik kaca, sopir merentang lima jari. Melesat.

"Usman pasti berseru, kalau perlu memaki, mengetahui mobil menyeberang jalan hanya dadah-dadah. Dikasih uang logam saja ngomel!"

"Tetap bersyukur. Berapa saja diterima. Kan tidak ada karcis yang menentukan harga," timpal pak Tua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun