Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menolak Tawaran Rokok Bukan Sebab Anti, tapi Takut Ketagihan

11 Januari 2023   06:55 Diperbarui: 11 Januari 2023   07:00 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bareng-bareng merokok (dokumen pribadi)

Seorang tukang becak dari atas sadel menyodorkan sebungkus rokok.

“Polisi cepek” yang sedang duduk di buk)* mengambil sebatang.

Penjual akik di sampingnya mengambil satu batang. Pekerja serabutan yang berdiri di belakang mereka juga menarik sebatang.

Pria berusia 74 duduk di samping mengambil satu batang, sembari menawarkan kepada saya yang menggelengkan kepala.

“Gak apa-apa ya saya merokok?”

Saya tidak anti rokok. Sebelum sakit saya terbiasa merokok dua bungkus sehari. Satu dalam kemasan kertas mengkilap berwarna hijau kekuningan. Satu lagi dalam kotak karton berwarna biru.

Rokok kretek dinikmati saat memiliki selang waktu panjang, misalnya sedang santai. Jenis mild diisap saat terburu-buru ditunggu oleh waktu. Tidak lebih dari sepuluh menit.

Saya hafal, bagaimana cara menikmati rokok. Kendati baru belajar merokok setelah berusia 20 tahun, saya sudah mencoba beragam jenis olahan tembakau dari bermacam merek.

Kemudian gangguan pada paru-paru mengantar saya menginap di rumah sakit. Dari itu sempat berhenti beberapa bulan.

Frasa “sempat berhenti “ melayang akibat mencoba satu dua isap asap rokok. Saya kembali ketagihan. Peringatan bahaya dan pembatasan tempat merokok tidak menghalangi kebiasaan yang dapat mengganggu kesehatan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun