Alhasil hari ini, dalam satu jam saya hanya bisa mendistribusikan keripik sebanyak 7 bungkus.
Sebagian besar waktu termakan perbincangan dengan pak Aan, loper koran yang berjalan pincang karena kaki kiri sakit. Entah sakit apa.
Dengan gerakan kecil membagikan sedikit keripik kepada sedikit orang didapat pengalaman:
- Pasangan idola, Pak Tjipta dan Bu Roselina, secara tidak langsung mengajarkan kepada saya tentang makna sesungguhnya dari memberi tanpa pamrih.
- Berinteraksi dan memperoleh gambaran lebih dalam, dibanding sebelumnya, tentang kehidupan riil mereka yang kurang beruntung.
- Mengindra dan merasakan beragam reaksi ketika mereka menerima keripik.
- Merasakan emosi diri yang campur aduk, gabungan berbagai rasa yang sulit digambarkan. Lega, senang, gembira, hingga trenyuh.
Apa lagi ya?
Demikian sketsa perjalanan distribusi perdana. Hari Selasa ini saya berencana menjelajah ke daerah lebih jauh.
Semoga semesta mendukung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!