Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saksi Penting

17 Desember 2022   06:57 Diperbarui: 17 Desember 2022   07:15 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto hakim oleh EKATERINA BOLOVTSOVA dari Pexels 

Membosankan. Persidangan sudah sampai persimpangan paling mengesalkan.

Terdakwa mempertahankan keyakinan bahwa ia tidak melakukan pembunuhan terencana, tapi penghilangan nyawa sebab tidak sengaja.

"Membela diri. Dalam keadaan semrawut paling kalut, pistol yang hendak saya pukulkan meletus. Peluru menembus dahinya."

Ada beda konsekuensi. Menurut pakar hukum, pembunuhan berencana dapat dikenakan hukuman mati.

Sedangkan tidak sengaja membuat orang lain meninggal adalah melanggar pasal kealpaan. Hukumannya lima tahun dikerangkeng.

Semua saksi telah menyampaikan keterangan. CCTV tidak mampu berbicara. Alat pendeteksi kebohongan yang dihadirkan pun turut berbohong.

Pemirsa TV dan penikmat media sosial marah. Hadirin bosan mengikuti sidang berlarut-larut. Salah sendiri!

Maka, majelis hakim merundingkan jalan keluar.

Ketika Majelis Hakim sedang berdiskusi, pengacara korban mendekat.

"Yang Mulia, kami akan menghadirkan saksi penting. Saksi pamungkas yang akan menerangkan semua perkara dengan gamblang segamblang-gamblangnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun