Belum genap satu tahun dibangun, sebuah rumah bocor. Terdapat bercak hitam di beberapa bagian plafon gipsum warna putih. Ketika hujan lebat, air menetes di satu ruang.
Mau tidak mau pihak pemilik rumah menyediakan anggaran ekstra, untuk perbaikan atap agar tidak bermasalah ketika hujan.
Indonesia berada di wilayah dengan dua musim. Kemarau dan hujan.
Atap rumah adalah pelindung dari paparan sinar matahari dan cucuran air dari langit.
Intensitas curah hujan bervariasi, dari rendah hingga tinggi.
Rumah dengan atap lapuk akan bocor. Air merembes di plafon bahkan perlu baskom untuk menampung tetesannya.
Mestinya pemilik rumah baru tidak perlu khawatir terhadap kebocoran. Namun dalam kasus di atas, rumah berusia kurang dari setahun sudah ada tanda-tanda bocor.
Mengapa?
Terdapat dedaunan kering menyumbat saluran pipa pembuangan air dari genteng.
Mungkin saja terjadi pergeseran pada atap akibat guncangan, injakan (manusia, kucing, bajing), dan perkara lain yang membuatnya renggang.
Pemasangan kerangka dan penutup atap kurang cermat.
Lapisan sealant kurang pada penutup atap yang menggunakan baut roofing.
Celah halus pada sambungan kurang ditutup cairan waterproof, misalnya atap yang bersinggungan pada sisinya dengan tembok.
Mengantisipasi dan mengatasi bocor pada rumah baru, pemilik agar memerhatikan hal sebagai berikut:
- Pemasangan kerangka dan penutup atap menggunakan jasa aplikator tersertifikasi.
- Atau menggunakan jasa tukang terampil yang diketahui berpengalaman memasang atap.
- Kekuatan atap dipengaruhi oleh teknik pemasangan kerangka hingga pemilihan material.
- Memperhatikan kemiringan genteng sekitar 30% (rujukan).
- Memastikan tidak ada kotoran yang dapat menyumbat aliran air di talang.
- Memeriksa secara periodik adanya kerenggangan untuk jenis genteng tertentu.
- Memeriksa lapisan cat anti bocor dan sealant. Paparan panas dan hujan dalam jangka waktu lama dapat mengikis kemampuan mereka untuk menahan rembesan.
Demikian kira-kira antisipasi rumah bocor untuk bangunan relatif baru dan hunian yang akan dipasang atap.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H