Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Ini 7 Solusi Perbaikan Rumah Bocor

12 Desember 2022   17:58 Diperbarui: 14 Desember 2022   14:15 1551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membongkar dan merapikan atap rumah (Dokumentasi pribadi)

Tahun lalu rumah mengalami pemeliharaan lumayan berat. 

Rumah berdiri sejak tahun 1975 dicat ulang pada bagian luar dan dalam serta perbaikan atap. Lainnya adalah pekerjaan merapikan bagian-bagian kecil agar terlihat lebih estetik.

Perbaikan atap adalah pekerjaan besar. Bocor pada banyak titik ketika hujan deras. 

Air merembes melalui sela-sela dinding ruang keluarga. Menetes di kamar-kamar sehingga mesti meletakkan ember di bawahnya.

Akibat rembesan dan bocor, plafon di beberapa bagian berwarna hitam (jamur) bahkan runtuh.

Noda hitam di plafon akibat atap bocor (Dokumentasi pribadi)
Noda hitam di plafon akibat atap bocor (Dokumentasi pribadi)

Rumah bocor dan rapuh akibat termakan usia. Oleh karena itu, jalan keluarnya bukan tambal sulam, tapi melakukan perbaikan besar-besaran. Bahkan konstruksi di beberapa bagian diubah.

Sebagai informasi, kerangka atap dibuat dari kayu. Penutup atap adalah genteng plentong dari tanah liat dibakar.

Air dari genteng meluncur ke talang yang sebagian masih menggunakan seng, sebagian lagi beralaskan karpet talang (lapisan dengan lembaran merah ini hasil perbaikan tambal sulam). Talang bagian belakang adalah beton cor.

Air di talang tidak segera meluncur ke pembuangan menjadi salah satu sebab rembes.

Seluruh keadaan diperiksa oleh tukang terampil yang kemudian memberikan gambaran sebagai berikut:

  • Sebagian genteng (diperkirakan 100 buah) dan nok (bubungan: berfungsi menutupi pertemuan kedua sisi genteng) retak atau pecah.
  • Talang tidak mampu menampung air saat intensitas hujan tinggi. Dudukan berupa reng kayu telah lapuk.
  • Tingkat kemiringan talang beton kurang. Sisinya juga kurang tinggi sehingga memungkinkan air meluap.
  • Balok kayu di atas ruang keluarga dan kamar (di atas plafon) rapuh dimakan air.

Setelah mendiskusikan permasalahan, tercapai kata sepakat tentang solusi perbaikan atap:

1. Mengganti reng dan balok rapuh. Bahan kayu direkomendasikan yang kering dan berkualitas. Kayu belum kering cenderung melengkung kena perubahan suhu.

2. Mengganti genteng pecah dan retak. Terinformasi, sulit mencari genteng plentong di Kota Bogor. Bagusnya, ada tetangga menyimpan genteng plentong bekas bongkaran bangunan kantor.

3. Nok retak atau pecah diganti baru, direkatkan dengan semen.

4. Membongkar dan merapikan kembali susunan genteng agar duduk rapat tanpa celah.

5. Talang seng dan karpet yang ditutup lisplang tidak digunakan lagi, diganti talang PVC setengah lingkaran. Dipasang cukup miring sehingga air meluncur deras ke paralon pembuangan.

6 Talang beton ditambah "daging" untuk mencapai kemiringan cukup dan meninggikan dinding sisi-sisinya.

7. Nok/bubungan dilapisi dengan semen. Setelah kering sempurna, dilabur dengan cat anti bocor. Demikian agar dapat menutup retak rambut yang mungkin masih ada.

Mau tidak mau, seluruh plafon asbes diganti baru dengan gipsum yang dicat.

Mengganti talang, membuang lisplang (Dokumentasi pribadi)
Mengganti talang, membuang lisplang (Dokumentasi pribadi)

Setelah perbaikan besar itu, rumah tidak bocor. Tidak perlu lagi lari-larian menaruh ember untuk menampung cucuran air dari plafon.

Demikian pengalaman mengatasi rumah bocor. Perbaikan besar, tidak dengan cara tambal sulam.

Mungkin Anda punya pengalaman berbeda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun