Kira-kira sejam dari penjelasan, seseorang mengetuk pintu. Peserta wanita berasal dari Singapura masuk dengan muka kusut. Menyampaikan alasan, "sulit sekali menunggu taksi kosong di Jakarta. Macet pula!"
Saat itu belum ada taksi online.
"Anda tahu Jakarta susah taksi saat jam sibuk? Macet ketika semua orang berangkat kerja?"
"Tahu. Tahu banget, Sir. Tentang buruknya transportasi dan kemacetan Jakarta tersiar luas sampai Singapura."
"So, kalau sudah tahu begitu, kenapa Anda tidak berangkat dari dua minggu yang lalu?"
Artinya, si bule Amerika tetap tidak menerima alasan sulit angkutan dan kemacetan sebagai pembenaran tidak tepat waktu.
Tidak berbeda dengan pendapat Cinta Laura yang berkata, dalam dunia profesional harus on time dan enggak ada alasan untuk tidak tepat waktu. Aktris itu berlaku sangat disiplin dan on time (kompas.com).
Lantas harus bagaimana, jika alasan keterlambatan tidak diterima?
Tidak perlu lagi membuat excuses atau alasan-alasan atau berdalih untuk membenarkan perilaku tidak tepat waktu.Â
Menurut fasilitator, lebih baik mengaku (to admire) saja telat memenuhi kesepakatan waktu. Terima salah.
Lalu berjanji melakukan hal lebih baik dari itu. Daripada sibuk mencari-cari alasan keterlambatan.