... dalam dunia profesional harus on time dan enggak ada alasan untuk tidak tepat waktu -- Cinta Laura
Satu dua kali bisa jadi kita pernah terlambat menghadiri kegiatan belajar mengajar di kelas. Atau sesekali telat masuk kantor.
Ada ribuan alasan atas keterlambatan. Kalau perlu dibuat cerita mengenaskan dalam rangka menjustifikasi kelalaian itu.
Dengan kata lain, tiada dalih untuk telat yang disebut terlambat. Tidak ada alasan paling tepat untuk tidak tepat waktu.
Kecuali yang satu ini.
Sekitar tahun 2001 atau 2002, saya lupa. Hari pertama suatu pelatihan diisi dengan perundingan tentang ground rules. Peraturan dasar akhirnya disepakati antara peserta penataran dengan fasilitator yang orang bule, asli berkebangsaan Amerika Serikat.
Salah satu poin adalah terkait kesepakatan to be on time. Hadir tepat waktu di setiap acara training yang akan berlangsung selama seminggu.
Setiap hari kelas dimulai tepat pukul 7.00 WIB. Bel berdering, pintu kelas ditutup.
Melewati bunyi itu, peserta dianggap terlambat biar kata semenit telat. Perkara mudah, pikir saya. Pikiran serupa berkecambah pada seratus peserta.
Memang banyak orang dari berbagai instansi pemerintah dan swasta mengikuti basic training itu. Jumlahnya akan berkurang pada pelatihan-pelatihan tingkat selanjutnya.