Ada orang-orang berada di tempat sampah. Katanya demi mendapatkan rupiah. Cari apa sih dan berapa dapatnya?
Ketika berjalan kaki di sekitar rumah mesti melewati dua tempat pembuangan limbah rumah tangga. Terlihat orang-orang mengais-ngais sampah.
Kecuali pada hari-hari tertentu, sampah menumpuk diangkat oleh pasukan berseragam kuning ke atas truk kuning. Dibawa ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).Â
Apakah selanjutnya dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)? Saya belum tahu.
Menurut Deni Wismanto, sampah rumahan mencapai rata-rata 550 per hari. "... mungkin sekarang jadi 570-580 ton perharinya," ucap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bogor itu. Artinya, jumlah sampah warga Kota Bogor naik 20-30 ton per hari di masa pandemi Covid-19 di tahun 2022 (sumber).
Pemerintah Kota menghadapi persoalan sampah warga yang tak kunjung usai. Pemahaman sederhana saya tidak juga kunjung tiba, ketika menyelami fenomena sampah menggunung dan solusi penanganannya.
Pertanyaan di kepala hanya sebatas, sedang apa mereka yang mengais sampah di tempat penampungan sementara itu? Dapat apa?
Hendak bertanya kepada pria yang sedang asyik memilih kemasan air mineral, rasanya hati tidak tega. Ia sibuk memasukkan botol/gelas plastik ke dalam kantong plastik besar hitam. Juga menumpuk kardus di sudut lain.
Pria itu hanya menjawab singkat, "mau dibawa ke manunggal." Maksudnya, tempat penampungan barang bekas di jalan Manunggal.