Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Cara Menghadapi Ormas Pemeras yang Beringas

14 November 2022   06:59 Diperbarui: 14 November 2022   07:05 1785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiga anggota ormas mengintimidasi para pekerja dan memaksa agar proyek dihentikan, sebelum uang "keamanan" senilai Rp 22 juta diselesaikan.

Selanjutnya, polisi menangkap para pelaku yang diduga memeras pelaksana proyek renovasi Jembatan Dadap, Kosambi, Tangerang (kompas.com).

Pada masa lalu, beberapa kali saya mengalami hal serupa. Sebagian besar pengalaman adalah mengerjakan proyek konstruksi milik pemerintah.

Ada Gula Ada Semut.

Ormas tertentu mendatangi lokasi proyek, meminta sejumlah uang dengan pemaksaan dan ancaman. Halus maupun terang-terangan.

Cara paling lembut adalah dengan menyodorkan proposal yang mencantumkan dana dibutuhkan, misalnya untuk membiayai bangunan sekretariat. Patut diduga, rencana pembangunan tersebut fiktif belaka. Itu termasuk ringan.

Anggota ormas tertentu (tidak semua) datang dengan seragam menakutkan menekan pelaksana proyek untuk meloloskan permintaan. Bila tidak memenuhi, ada ancaman gangguan di kemudian hari pada proyek atau pekerja.

Ada juga anggota ormas tertentu datang dengan sempoyongan ngomong tidak jelas. 

Nah orang di bawah pengaruh alkohol biasanya tidak berpikir normal. Cenderung emosional, namun mudah ditumbangkan.

Berikutnya, anggota ormas mengajukan kelompoknya sebagai koordinator keamanan proyek. 

Untuk itu mereka meminta gaji bulanan bagi seluruh anggota yang menjadi penjaga. Selain meminta jatah atas truk yang mengirim material.

Saya pernah diminta agar membayar Rp 100 ribu per rit/truk lewat, padahal proyek membutuhkan material sebanyak 400 truk.

Dalam praktiknya, gerombolan tersebut juga akan memalak ongkos parkir kepada sopir-sopir truk senilai 20-50 ribu rupiah setiap datang ke proyek.

Cara yang lebih kasar adalah dengan mengintimidasi dan menghentikan aktivitas proyek.

Mereka datang ke proyek dengan meraung-raungkan mesin belasan motor dan beberapa mobil. Puluhan orang berseragam bak tentara atau serba hitam tersebut merubung pelaksana proyek. 

Lebih merepotkan lagi apabila mereka menghentikan kegiatan proyek dengan semena-mena. 

Satu ketika saya memperoleh laporan dari pekerja, puluhan anggota ormas menyetop operasi beko/ekskavator.

Alat berat berhenti bukan karena kesalahan operator atau kerusakan mesin, sebagai pihak penyewa kita harus tetap membayar biaya sewa harian alat dan operator. Ratusan ribu rupiah per alat berat setiap hari. 

Ditambah kerugian akibat terhentinya para pekerja. Kerugian dari sisi jangka waktu. Serta kerugian lainnya.

Umumnya anggota ormas tertentu meminta "jatah preman" sebesar 1 persen dari nilai proyek. Mereka bisa membaca jelas besaran angka kontrak di papan proyek.

Satu persen dari nilai proyek akhirnya menjadi patokan bagi mereka. Pada praktiknya, pelaksana proyek berupaya agar pengeluaran itu bisa lebih kecil.

Cara Menghadapi  

Dalam rangka menghadapi anggota ormas dan mengendalikan besaran uang diberikan kepada ormas tertentu, saya menerapkan beberapa hal sebagai berikut:

  • Tidak kabur, tapi menemui gerombolan tersebut dengan tenang. Kendati di dalam hati ada rasa takut juga, paling tidak, perlihatkan bahwa kita tidak takut terhadap penampilan, jumlah, maupun ancaman mereka.
  • Hadapi dengan sedikit orang. Tim inti saja. Itu mengurangi kemungkinan salah satu anggota kita terpancing emosi akibat provokasi mereka.
  • Lebih keren jika gerombolan berat itu dihadapi sendirian. Biasanya mereka tidak berani berbuat macam-macam. Mereka akan berhitung, sendiri berarti orang ini ada apa-apanya. Menganggap sakti ....hehehehe.
  • Lakukan pembicaraan dengan kepala dingin, tidak mudah terpancing kepada suasana penuh amarah atau lagak adu kekuatan.
  • Apabila akan memberikan sejumlah uang, tidak perlu menyetujui nilai rupiah yang mereka ajukan. Kalaupun mereka menolak usulan kita, beri pilihan: mau terima atau tidak?
  • Rangkul mereka sebagai teman. Toh anggota ormas sama-sama makan nasi, manusiawi bila mereka punya rasa takut. Mereka juga membutuhkan perhatian.

Akhirnya

Sejatinya, beberapa proyek memang menganggarkan biaya koordinasi di dalam Daftar Kuantitas dan Harga (DKH). Meliputi jumlah pekerjaan per-butir, biaya pekerjaan, material, pajak-pajak, iuran BPJS, overhead, dan keuntungan kontraktor. 

Apabila semua tindakan tersebut di atas menemui jalan buntu, laporkan kepada pihak berwajib. 

Pemerasan dan pengancaman dikenakan sanksi hukum, seperti tiga anggota ormas di dalam berita di atas.

Lagi pula, proyek pemerintah merupakan pekerjaan demi  kepentingan masyarakat. Tidak boleh dihambat dengan cara intimidasi dan penghentian kegiatan tanpa alasan jelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun