Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kelambu Kelabu

5 Oktober 2022   05:55 Diperbarui: 5 Oktober 2022   06:41 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tumben?"

"Mumpung tidak diburu-buru."

Berlangsung perbincangan demi perbicangan. Kasto memang langganan tetap, kendati belum tentu setiap hari mampir makan ke warung Emak.

Berbeda dengan Jenal, yang nongkrong setiap hari. Mengisi perut atau sekadar menyeruput kopi.

Oh ya, Jenal merupakan karib Kasto. Mengontrak rumah petak di sekitar, maka ia bisa makan dua tiga kali sehari di warung Emak, mengingat tiada lagi yang menyediakan makanan pun menyeduhkan kopi di tempatnya.

Dua tahun lalu istrinya berpulang.

Dari Jenal Kasto mengenal warung Emak yang ternyata menyediakan hidangan yang cepat akrab dengan lidah pengecap, juga tidak menguras isi kantong. Kasto tidak bisa setiap hari datang sebab rumah dan tempat kerjanya jauh.

Namun dari perjumpaan dengan makhluk paling indah, besoknya Kasto berangkat lebih pagi agar sempat sarapan di Warung Emak. Nasi setengah, tumis kangkung, dan tongkol balado. Taklupa mencomot sepotong tempe goreng berselimut terigu.

Besoknya Kasto berangkat lebih pagi, memesan nasi setengah, tumis kangkung, dan tongkol balado, dan tempe. Taklupa mencomot sepotong tempe goreng berselimut terigu. Besoknya lagi dan lagi.

Sekarang tiap pagi, atau sore hari pulang kerja, Kasto pasti mampir ke warung Emak. Kemudian bertemu Jenal dalam kesempatan yang kerap. Dua karib berbincang tentang masa silam, pekerjaan, dan karyawati Emak yang masih baru.

Jenal pun lebih mudah memecah kebuntuan, "pegawai baru, Mak? Siapa namanya?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun