Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Tabungan Bunga Nol Persen, Memang Masalah?

16 September 2022   07:59 Diperbarui: 16 September 2022   08:42 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto celengan oleh cottonbro dari Pexels 

Apakah menabung di bank karena berharap keuntungan dari pengenaan bunga simpanan? Berapa bunganya? Itu bisa ditanyakan ke google, saya tidak pernah memeriksa, berapa besar suku bunga rata-rata bank.

Hanya paham bahwa hasil bunga simpanan di bank demikian kecil. Menjadi minus ketika dikurangi biaya-biaya pemeliharaan tabungan dan administrasi lainnya.

Sehingga bunga bukan merupakan pertimbangan utama.

Gelombang bunga baru terasa, saat seorang sahabat "menitipkan" dana miliaran, entah untuk alasan apa, selama beberapa hari di tabungan saya.

Hasil bunga juga dapat dinikmati pada periode krisis moneter tahun 1998, di mana nilai tukar dolar AS terhadap rupiah terbang dari Rp 2 ribuan menjadi Rp 15 ribuan. Perbankan berlomba-lomba menaikkan suku bunga. Terutama untuk deposito jangka sangat pendek (1-3 bulan). Mereka butuh likuiditas cepat.

Tapi masa-masa seperti itu adalah hal yang sangat jarang terjadi. Selebihnya, saya tidak pernah memperhatikan secara saksama, berapa hasil diperoleh dari menabung.

Dalam satu masa, saya memiliki tiga tabungan dan satu rekening koran di bank berbeda. 

Satu memang untuk simpanan. Tiga lagi untuk transaksi atau pembayaran demi mendukung keperluan rumah tangga hingga kepentingan usaha. NB: bisa jadi Bu PC meniru cara ini, ya.

Belakangan saya mengerucutkan rekening simpanan menjadi satu. Menabung pada bank yang sudah menjadi langganan keluarga sejak saya masih kecil.

Selain nyelengin uang logam, orang tua mengajak saya untuk menabung di bank. Yaitu lembaga penyimpanan milik pemerintah.

Saat bersekolah di rantau, orang tua mengirim uang bulanan melalui rekening tabungan. Bukan via weselpos.

Jadi menabung atau membuka tabungan di bank bukan semata-mata menimbang besarnya tawaran suku bunga. Bukan.

Apabila ingin mendapatkan keuntungan lebih, baiknya menanam uang pada instrumen lain yang menawarkan pengembangan dana lebih baik. Atau menginvestasikannya kepada kegiatan usaha. Sesuai risiko.

Menabung di bank bagi saya lebih karena kepentingan kemudahan, di antaranya:

  • Untuk keperluan menempatkan uang dengan aman. Risiko akan lebih besar jika menyimpannya di bawah bantal.
  • Memudahkan dalam bertransaksi, karena memiliki fasilitas penerimaan dan pengiriman uang dengan cepat, tarik tunai, debit card, pembelian, pembayaran, dan seterusnya.
  • Lebih terjamin. Saat ini simpanan di bank dijamin sampai dengan Rp 2 miliar oleh Lembaga Penjaminan Simpanan (selengkapnya di FAQ LPS).

Tentu saja untuk mendapatkan kemudahan tersebut diperlukan biaya pemeliharaan. Juga biaya administrasi untuk penggunaan transaksi tertentu. Hitung-hitung biaya sewa.

Dengan demikian, penawaran suku bunga bukan merupakan konsiderans utama dalam membuka tabungan di bank. 

Pengenaan Bunga 0 Persen, yang sifatnya opsional bagi tiap-tiap bank, tidak menyurutkan keinginan saya untuk menempatkan dana di tabungan.

Kecuali duitnya habis nihil kiriman.

Bukankah uang elektronik yang ditempatkan di aplikasi digital tidak mendapatkan bunga? K-rewards yang ditransfer ke rekening GoPay, misalnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun