Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyantap Nasi Telur Ceplok, Menunggu Janji Menteri

31 Agustus 2022   10:00 Diperbarui: 31 Agustus 2022   10:37 1555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasi telur adalah pilihan makan mengenyangkan dengan sumber protein murah. Enak, praktis, tanpa mikir. Entah setelah sekarang harga telur naik.

Namun masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan, dalam 2 pekan mendatang harga telur akan turun. Demikian ujar Menteri Perdagangan pada Selasa (30/8/2022).

Optimisme tersebut disampaikan Zulkifli Hasan menyusul penjelasan pada rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, tentang kenaikan harga telur. Imbas permintaan besar terhadap telur dari Kementerian Sosial untuk keperluan bantuan sosial (selengkapnya di sini).

Harga telur ayam ras berfluktuasi. Biasanya mengalami kenaikan menjelang lebaran dan akhir tahun. Turun manakala demand bersifat normal. Tidak ada lonjakan permintaan.

Namun peningkatan harga telur saat ini adalah eskalasi harga tertinggi dalam sejarah. Dipicu oleh peningkatan harga telur di kandang atau di tingkat peternak ayam, dari Rp23 ribuan (08/08/2022) menjadi Rp28ribuan (20/8/2022) per-kilogram (sumber).

Sebagian peternak mengeluhkan, kenaikan harga pakan ayam dan konsentrat berimbas kepada naiknya harga jual ke pedagang. Berakhir pada pembelian telur ayam ras dengan harga tinggi di tingkat konsumen.

Terinformasi, pakan dan konsentrat merupakan komponen terbesar dalam usaha peternakan ayam. Berkisar dari 50 hingga 80 persen dari total biaya produksi.

Peternak menggunakan konsentrat pabrikan. Biasanya dibuat dari tepung daging, ikan, tulang, dan sumber hewani lainnya, sebagai sumber protein. Ditambahkan sumber karbohidrat dari jagung, bekatul, dedak padi, pollard (limbah gandum).

Baca juga: Pemandu Putih

Sebagian bahan baku pakan ayam tersebut merupakan barang impor. Kenaikan harga perolehan bahan baku dari pasar dunia tentu berpengaruh terhadap harga pakan.

Terinformasi, produsen besar memasok pakan ayam, antara lain:

  • Japfa Comfeed yang berkantor pusat di Singapura.
  • Malindo dengan saham mayoritas dimiliki oleh Dragon Amity PTE Ltd Singapura.
  • Charoen Pokphand, jaringan industri yang berbasis di Bangkok, Thailand.
  • New Hope, PMA dengan investor dari Tiongkok.
  • Cargill, perusahaan global yang berkantor pusat di Minnetonka, Minnesota, Amerika Serikat.
  • Farmsco, bagian dari HARIM Group yang berasal dari Korea Selatan.

Dipetik dari berbagai sumber, harga pakan konsentrat per-50kg mengalami kenaikan drastis, dari Rp336-342 ribu (November 2021) menjadi Rp490 ribu (Juni 2022).

Dengan pendekatan di atas saya memahami, kenaikan harga telur ayam ras dipicu oleh melambungnya harga pakan ayam petelur. Sebagian bahan pembentuk pakan buatan pabrik itu adalah impor.

Beban pakan mengambil bagian besar dari struktur biaya dalam usaha peternakan ayam petelur.

***

Pelaku di sektor peternakan ayam petelur menyatakan bahwa kenaikan harga telur bersifat temporer. 

Oleh karena itu, Zulkifli Hasan optimis harga telur akan turun dalam dua minggu ke depan.  

Demikian langkah jangka pendek Menteri Perdagangan dalam mengatasi persoalan yang bersifat jangka pendek pula. Temporer.

Mungkin Pak Menteri bisa berpandangan lebih jauh ke depan. Bekerja sama dengan menteri-menteri lain, merakit kebijakan yang mengundang investasi. 

Membuat pabrik pakan ternak dengan memanfaatkan kelimpahan sumber protein dan karbohidrat lokal. 

Tepung ikan dari hasil lautan kita. Jagung dan dedak padi dari ladang sendiri.

Jadi, sementara menunggu janji Pak Menteri "menurunkan" harga telur, lebih baik saya menyantap setengah piring nasi, telur ceplok saus kecap, dan tempe tahu goreng. Ditambah kerupuk melempem.

Tidak mengapa harga telur ceplok di warung dalam gang naik seribu perak, dari Rp4000 ke Rp5000. Perut terasa lapar. Tadi saya belum sarapan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun