Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Relawan Politik, Tidak Berharap Imbalan pun Jabatan

11 Agustus 2022   07:07 Diperbarui: 11 Agustus 2022   07:13 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Eksistensi relawan menjelang Pemilu bukan hal baru. Tidak terinformasi persis kapan lahirnya, komunitas relawan tumbuh dari bawah. Mestinya.

Bukan bentukan kandidat yang turut dalam pemilihan pejabat publik melalui pemungutan suara, maupun partai politik pengusung. Lahir di tangan sekelompok warga negara yang tidak terafiliasi dengan satu pun peserta pemilu.

Kelompok relawan yang bertunas dari permukaan tanpa disiram uang dan campur tangan dari elite politik. 

Murni karena simpati kepada kandidat tertentu. Mendukung dalam bentuk sosialisasi, pendidikan politik, dan kampanye non-parpol.

Setidaknya itu yang saya alami, ketika menjadi relawan politik pada tahun 2004.

Satu kandidat menarik simpati banyak orang lantaran "dizalimi" oleh Megawati. Mundur sebagai Menko Polkam dalam Kabinet Gotong Royong. Kemudian Susilo Bambang Yudhoyono mencalonkan diri sebagai presiden.

Saya menjadi relawan dalam rangka pemenangan SBY-JK. Tergerak untuk menyukseskan pencalonan mereka dalam Pilpres 2004.

Baca juga: Beli Mobil Baru

Pembentukan tim relawan waktu itu adalah pengejawantahan rasa simpati dan keinginan agar figur tersebut dapat mengisi regenerasi kepemimpinan nasional.

Kegiatan relawan adalah melakukan sosialisasi, mempengaruhi massa mengambang, meramaikan kegiatan kampanye akbar di Jakarta, dan sebagainya.

Adalah seorang pemborong senior di Kota Bogor mengajak menjadi relawan. Tanpa imbalan. Menyisihkan waktu, mengeluarkan tenaga dan pikiran. Kalau perlu ikut menyisihkan uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun