Trigliserida adalah salah satu lemak dalam darah produk alami organ hati. Kandungan berlebih memicu risiko serangan jantung dan stroke. Hati-hati!
Kamis pukul 7.20 tiba di bangsal satu rumah sakit (bukan termasuk yang berganti nama menjadi rumah sehat). Setelah mendaftar, lanjut menuju laboratorium. Mengikuti prosedur pemeriksaan darah.Â
Tiga jam kemudian menerima hasil pemeriksaan. Membandingkan dengan hasil uji lab sebelumnya:
- Kandungan Asam Urat 4,4 mg/Dl, turun dari sebelumnya 7,7 mg/Dl (batas rujukan 3,4-7,0).
- Kandungan LDL 102 mg/Dl, turun dari sebelumnya 160 mg/Dl (batas rujukan <= 160).
- Kandungan Trigliserida naik! Sebelumnya 178 mg/Dl. Sekarang 281 mg/Dl (batas rujukan <= 150).
Aduh, kemarin-kemarin makan apa ya? Maka, menunggu antrean adalah menunggu "vonis" dari dokter spesialis saraf.
Bola mata indah Mbak dokter Dewi membesar, "asam urat dan LDL turun. Trigliserida naik banyak banget. Lainnya turun, satu lagi naik. Gimana sih?"
Sejak saat itu saya mesti mengubah menu, dari nasi putih menjadi nasi dari beras merah. Menghentikan makan hasil olahan dari tepung terigu (gandum), seperti: roti, mi, kue, jajanan. Pastinya menghindari makanan berminyak dan mengandung natrium (gorengan, kerupuk, keripik, garam, penganan kemasan).
Tepat pukul 13.20 saya meninggalkan Depo Obat di RSUD dengan kecamuk pikiran.
Trigliserida adalah salah satu lemak dalam darah produk alami organ hati. Kandungan berlebih memicu risiko serangan jantung dan stroke. Hati-hati!
Serangan berulang bisa berakibat fatal, bagi saya. Moga-moga tidak.
Agar dapat menurunkan kadar trigliserida yang sudah terlanjur tinggi, sebaiknya mengurangi makanan mengandung lemak tidak sehat, karbohidrat, dan gula.
Oleh karena itu, penderita dengan kandungan trigliserida tinggi membatasi mengonsumsi ini:
Nasi Putih
Makanan pokok masyarakat Indonesia ini dikenal kaya akan karbohidrat, kalori, dan gula.
Solusinya, diganti dengan atau dicampur dengan nasi merah atau dengan sorgum. Serta lebih banyak menambahkan makanan berserat (sayuran, buah, kacang-kacangan) dalam menu harian.
Makanan Digoreng
Minyak goreng, margarin, mentega mengandung lemak jenuh. Untuk itu sebisa mungkin mengolah bahan pangan dengan merebus dan mengukusnya.
Tepung Terigu
Hindari mengonsumsi olahan dari tepung terigu, seperti roti, kue, mi, pasta, pizza, biskuit, kue kering/basah. Jika ingin makan roti, pilih yang gluten-free dan rendah gula.
Daging Merah
Daging, sosis, jeroan, daging asap, diketahui membawa lemak jenuh. Bila ingin makan daging dalam porsi terbatas, pilih daging tanpa lemak atau ayam tanpa kulit.
Makanan Siap Saji
Umumnya "junk food" digoreng dan memiliki kadar garam dan gula tinggi agar terasa enak. Hindari makan olahan siap saji.
Susu dan Olahannya
Susu hewani, keju, yoghurt diketahui menyimpan lemak jenuh yang meningkatkan trigliserida. Sebaiknya diganti dengan susu low fat, susu skim, susu dari bahan nabati (kedelai, almond).
Buah Kalengan
Diketahui, buah yang dikemas dalam kaleng ini mengandung banyak gula dan lemak. Lebih baik mengonsumsi buah segar sebagai sumber serat.
***
Jadi, menghadapi lonjakan trigliserida dalam darah, sudah seharusnya menerapkan pola makan sehat. Yaitu dengan membatasi, mengurangi, menghindari makanan mengandung lemak tidak sehat, tinggi karbohidrat, dan tinggi gula.
Akan semakin baik bila diimbangi dengan melakukan olahraga secara teratur, cukup istirahat, mengelola stres. Juga mengurangi kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol.
Jaga kesehatan. Sakit itu gak enak. Mahal pula.
Rujukan:Â 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H