Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hari Ini Tidak Menulis

4 Agustus 2022   19:59 Diperbarui: 4 Agustus 2022   20:19 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini tidak menulis. Tiada satu juga gagasan melintas di benak. Diketahui, ide adalah embrio dari lahirnya sebuah karya tulis.

Tiada buah pikiran, takada buah pena.

Lha apa kaitannya dengan foto semangkuk mi ayam dalam ilustrasi di atas?

Oh itu. Gambar tersebut adalah perekaman yang dilakukan kemarin siang.

Rencananya hendak mengulas tentang kenaikan harga pangan internasional akibat perang Rusia Ukraina yang tak berkesudahan.

Seperti kita pahami, mi ayam terbuat dari tepung terigu. Terigu berawal dari gandum yang sepenuhnya diimpor.

Siap-siap saja kita menghadapi kenaikan harga gandum. Harga mi ayam, roti, penganan berbahan terigu bakal naik. Begitu. 

Eh, kelanjutannya mampet. Skip saja.

Mau mengulas mengenai tampilan, rasa, dan ragam penyajiannya sepertinya sudah pernah. Ya sudah, turuti saja kehendak mi ayam untuk menjelajah pencernaan.

Sebetulnya di dalam galeri terdapat beberapa rekaman dua dimensi yang belum diulas. Ada foto singkong, tumpukan pisang, rimpang di pasar, kucing.

Singkong/ubi kayu (dokumen pribadi)
Singkong/ubi kayu (dokumen pribadi)

Bumbu dapur dan jeruk nipis di pasar (dokumen pribadi)
Bumbu dapur dan jeruk nipis di pasar (dokumen pribadi)

Kucing hitam sedang menyusui (dokumen pribadi)
Kucing hitam sedang menyusui (dokumen pribadi)

Kadang-kadang gambar tersebut berkisah yang kemudian menjadi karya tulis. Namun kali ini foto-foto itu diam saja.

Ada cara lain, jalan-jalan menyegarkan pikiran ruwet sambil berolahraga raga. Melihat tanaman milik orang lain; menikmati udara segar di properti punya negara; atau ngobrol ringan dengan orang baru dikenal.

Tidak juga menghasilkan apa-apa.

Katanya, membaca dapat memantik ide. Seusai membuka berita di media online dan kompas.id, pikiran malah ruwet: kenapa titik terang kasus polisi tembak polisi gak kelar-kelar. Kelamaan!

Konon, ide menulis muncul menjelang berbaring. Begitu hendak memejamkan mata, gagasan berlari-lari mengitari kelopak mata. Tidak jarang ia menghasilkan karya tulis dahsyat.

Maka, siang tadi saya mencoba meluruskan badan di ranjang, kendati tidak ada pertanda ngantuk. Dua jam kemudian terbangun dari lelap, dengan pikiran terang benderang tiada satu pun gagasan melintas.

Gagal maning.

Sudahlah. Takada yang bisa diperbuat. Tiada tersembul inspirasi untuk menghasilkan karya tulis.

Kata orang-orang pandai, writer's block!

Jadi, sebab gagal menghasilkan gagasan sebagai bahan tulisan, kendati sudah melalui rangkaian proses kognitif, maka saya memutuskan untuk tidak menulis pada hari ini.

Lah, di atas itu disebut apa dong?

Oh beda! Itu curhat ke diary.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun