Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Home Pilihan

Biasa Hidup Minimalis, Bukan karena Tren

11 Juli 2022   19:58 Diperbarui: 11 Juli 2022   20:08 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ruangan minimalis oleh Monoar_CGI_Artist dari pixabay.com

Sebelum membeli barang seyogianya bertanya kepada diri sendiri tiga perkara:

  1. Apakah benar-benar akan menggunakan barang tersebut?
  2. Apakah memang barang itu istimewa, sehingga tidak dapat menahan diri untuk tidak menyukainya?
  3. Apakah betul demikian memerlukannya?
  4. Perlukah mengambil demikian banyak makanan, jika tidak semuanya dimakan?
  5. Sebelum mengambil terlalu banyak, apakah semua orang sudah cukup memperoleh makanan?

Artinya, apabila benda kurang fungsional dalam tujuan penggunaannya atau penting untuk dimiliki, atau malah sudah ada barang dengan guna serupa, besar kemungkinan item tersebut akan menumpuk. Tahan diri sejenak !

Jangan sampai memberantakkan ruangan di rumah. Melahirkan kekacauan baru. Mengganggu pikiran dengan hal-hal tidak produktif.

Tidak hanya berlaku untuk pembelian barang, hidup minimalis juga diterapkan bila hendak membeli makanan. Hindari menyisakan dan menyia-nyiakan makanan (food waste). Di luar sana orang-orang kelaparan.

Kebiasaan menahan diri sejenak sebelum membeli barang, atau memindahkan makanan dari meja ke piring, merupakan awal dari berpikir minimalis. Bukan pelit.

Berlaku apa adanya sebagaimana cara berpikir orang zaman TV masih hitam putih. Menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan lingkungan, terlepas dari soal kemampuan finansial.

Jadi, berpikir dan menjalankan gaya hidup minimalis adalah karena terbiasa, bukan sekadar mengikuti tren yang sedang berkembang. Hidup pun lebih tenang dan fokus kepada tujuan. Begitu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun