Terhitung mulai tanggal 1 Juli 2022 depan, membeli Pertalite dan Solar harus menggunakan aplikasi MyPertamina. Waduh, itu tinggal berapa hari lagi?
Mengutip kompas.com, PT Pertamina (Persero) bakal menerapkan uji coba mulai awal bulan Juli 2022. Konsumen membeli Pertalite dan Solar dengan menggunakan aplikasi MyPertamina.
Sistem di MyPertamina akan memverifikasi data pengguna yang berhak membeli BBM subsidi. Konsumen memperoleh QR code untuk pembelian tersebut.
Diharapkan, penyaluran tidak salah sasaran lagi kepada konsumen yang tidak berhak menggunakan Pertalite dan Solar. Dengan demikian, jumlah kuota dan segmentasi pengguna dapat diatur.
Diketahui, harga minyak mentah dunia yang cenderung naik, memicu melonjaknya harga minyak mentah Indonesia menjadi US$ 95,45 per-barel pada 24 Februari 2022. Kenaikan tersebut berpengaruh terhadap peningkatan subsidi LPG, subsidi minyak tanah, beban kompensasi BBM, subsidi dan kompensasi listrik. Berdampak kepada sektor lainnya (sumber).
Reaksi konsumen atas pembelian berbasis aplikasi MyPertamina pun beragam. Ada yang mendukung.
Sebaliknya, ada pula yang berkeberatan. Mereka mempertanyakan: bagaimana jika aplikasi eror? Bagaimana bila tidak memiliki telepon pintar? Dan tanggapan bernada miring lainnya.
Boleh jadi, pemerintah secara halus mengarahkan pembeli agar beralih ke BBM seperti Pertamax dan kawan-kawannya. Ah, sepertinya saya terlalu terburu-buru menarik konklusi.
Sejatinya penerapan kewajiban di atas tidak berlaku di seluruh Indonesia, tapi dilaksanakan secara bertahap.
Per satu 1 Juli mendatang, pengaturan pembelian Pertalite dan Solar menggunakan aplikasi MyPertamina difungsikan di 11 daerah:
- Kota Bukit Tinggi
- Kabupaten Agam
- Kabupaten Padang Panjang
- Kabupaten Tanah Datar
- Kota Banjarmasin
- Kota Bandung
- Kota Tasikmalaya
- Kabupaten Ciamis
- Kota Manado
- Kota Yogyakarta
- Kota Sukabumi