Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Tua sebelum Kaya, seperti Raffi Ahmad

19 Juni 2022   19:59 Diperbarui: 19 Juni 2022   20:38 1495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jet pribadi dan mobil mewah oleh brn2flyjets dari pixabay.com

Seorang kerabat jauh memanjakan anaknya dengan kemewahan. Kendati telah berkeluarga, putranya yang terhitung sebagai keponakan bagi saya tersebut menggantungkan hidup kepada ayahnya.

Satu saat ia bergaya dengan BMW X5 bukan baru, mengaku bahwa mobil mewah tersebut diperoleh dari hasil sebagai tim sukses Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Bisa jadi orang lain memercayainya. Atau pura-pura percaya dengan cerita omong kosong tersebut (meminjam istilah Pak Katedrarajawen).

Semakin ditanggapi, semakin membubung pula cakap angin. Bercerita bahwa ia mendapatkan penghasilan besar dari bisnis jual beli mobil mewah, BMW, Jeep Rubicon, Mercedes, dan sebagainya.

Sampai ayahnya terkena serangan jantung sepulang dari bekerja. Tanah masih belum kering, bermunculan tagihan dari berbagai pihak.

Ternyata semasa hidupnya, almarhum meninggalkan banyak hutang. "Gali lubang tutup lubang" demi menjamin kelangsungan kekayaan keluarga.

Putra dan istrinya kelabakan. Mobil-mobil mewah, rumah tinggal disita. Dalam semalam kekayaan itu musnah. Terakhir bertemu, sang putra meminjam sejumlah uang, yang katanya, akan digunakan untuk memulai usaha. Entah.

Tadi pagi saya menyusuri labirin di sebuah permukiman padat. Beberapa ruas bahkan tidak muat dilintasi sepeda motor. Mampir ke satu rumah sederhana yang menjual menu sarapan: nasi uduk, gado-gado, mi gleser, lontong sayur, gorengan.

Jualan menu sarapan di rumah sederhana (dokumen pribadi)
Jualan menu sarapan di rumah sederhana (dokumen pribadi)

Sambil menandaskan lontong sayur, saya berbincang dengan penjual. Wanita itu tinggal bersama ibunya, yang dua tahun lalu terserang stroke, dan adiknya yang masih bersekolah.

Sementara sang suami bekerja sebagai buruh di daerah lain. Sebelumnya, wanita itu bekerja sebagai buruh pabrik. Pandemi membuatnya di-PHK.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun