Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jalan Sunyi Puasa di Bulan Syawal

10 Mei 2022   08:58 Diperbarui: 10 Mei 2022   09:03 1160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kutipan3 diolah dari kutipankata.com (dokumen pribadi)

Berpuasa ramadhan merupakan ibadah wajib bagi mereka yang beriman selama satu bulan penuh. Menahan segala bentuk hawa nafsu sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari atau sewaktu azan Magrib berkumandang.

Kecuali bagi orang-orang yang berhalangan berdasarkan ketentuan disyariatkan oleh agama Islam, dengan konsekuensi tertentu pula.

Ramadhan yang baru lalu masih meninggalkan kesan mendalam. Tentang makna sebagai bulan suci penuh ampunan. Tentang amalan-amalan dilakukan. Dan tentang kemeriahan dan kebersamaannya.

Sejak hari masih hitam, pengeras suara dari masjid-masjid telah menyerukan agar ibu-ibu segera bangun, menyiapkan hidangan sahur. Setelah itu, sekitar pukul tiga terdengar kentongan atau tabuhan pembangun sahur.

Barangkali mata masih lengket. Barangkali ada rutukan kecil, merasa terlalu pagi dibangunkan.

Namun keseruan menyantap hidangan khusus (lebih-lebih dari sarapan di hari biasa) yang disiapkan untuk makan sahur membuat lupa akan kekesalan itu. Kemudian menunggu waktu imsak sebagai aba-aba untuk mengakhiri pemasukan makanan dan minuman.

Tidak banyak cerita di siang hari. Semua yang terkena kewajiban akan beraktivitas seperti biasa, berdiam diri menahan lapar, melaksanakan tadarus, tidur, atau mereka yang sibuk menertibkan warung makan masih terbuka. Mudah-mudahan tidak disertai dengan nafsu amarah. Siang yang relatif lengang.

Sore bakda asar, jalanan ramai dengan orang yang ngabuburit. Atau menghabiskan waktu menjelang magrib dan mencari jajanan yang lebih banyak tersedia dibanding pada hari biasa. Aneka rupa takjil, es buah, dan kue digelar pada lapak-lapak dadakan di tepi jalan. Para remaja bisa ngeceng (KBBI: jual tampang) satu sama lain.

Ditambah suara petasan sesekali memecah langit, sebagai tanda kesukacitaan menyambut bulan suci ramadhan. Pasar tradisional maupun modern memajang barang dagangan lebih dari biasanya. Tempat jual beli itu lebih padat, baik penjual maupun pembeli.

Berbuka puasa adalah perayaan atas keberhasilan mengatasi rasa lapar, segala macam hidangan tersaji di atas meja makan disikat. Besar perut! Untung dibatasi oleh ukuran lambung. Kalau tidak?

Bakda Isya tersedia waktu untuk salat tarawih. Istimewanya lagi, ada saat-saat untuk mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar. Artinya, bulan Ramadhan menyediakan banyak kesempatan untuk meraih pahala, bagi mereka yang mampu menahan hawa nafsu, berkontemplasi, dan menjalankan amalan-amalan. Dipuncaki dengan adanya Idul Fitri. Tanggal 1 Syawal adalah hari kemenangan bagi umat Islam yang beriman.

Kutipan1 diolah dari detik.com (dokumen pribadi)
Kutipan1 diolah dari detik.com (dokumen pribadi)

Ya. Bulan Syawal disunahkan melakukan puasa selama enam hari.

Kutipan2 diolah dari detik.com (dokumen pribadi)
Kutipan2 diolah dari detik.com (dokumen pribadi)

Selain mendapatkan pahala setahun penuh, berbagai sumber menyebutkan keutamaan puasa enam hari di bulan Syawal, di antaranya:

  1. Menjaga ketaatasasan untuk berdisiplin dalam beribadah.
  2. Terus menerus berada dalam situasi senantiasa menjauhi hawa nafsu.
  3. Melatih kesabaran dan berlaku ikhlas.
  4. Wujud rasa syukur dan kelembutan hati.
  5. Menambah pahala yang didapat selama bulan Ramadhan.
  6. Meningkatkan ibadah, iman, dan taqwa.

Nuansa pelaksanaan puasa Syawal berbeda dengan di bulan Ramadhan, dipandang dari segi persiapan dan kemeriahan.

Persiapan

Tidak ada persiapan khusus dalam rangka menjalankan puasa Syawal. Ibu-ibu hanya menyediakan makanan sahur sebagaimana menu makan biasa. Tidak juga melebih-lebihkan dengan mengadakan masakan daging atau ayam.

Tidak ada peringatan yang membangunkan sahur dan yang menyatakan waktu subuh sudah menghampiri. Pada siang hari warung-warung makan buka dengan tidak ditutup terpal/kain yang memperlihatkan kaki.

Kemeriahan

Tidak ada ngabuburit pun penjual takjil.  Tidak ada suara petasan. 

Hiruk-pikuk persiapan dan kemeriahan  tidak terjadi pada bulan Syawal.

Pastinya, di jalanan terlihat mereka yang dengan bebasnya mengepulkan asap ke udara. Atau ngopi dan di warung terbuka tepi jalan. Makan dan minum bebas, tanpa takut di-sweeping oleh sang angkara murka.

Apakah orang berpuasa secara diam-diam saja atau tidak banyak yang melaksanakannya?

Saya tidak segera menjalankan puasa setelah tanggal 1 Syawal berakhir. Minggu pertama merupakan pekan sibuk bersilaturahmi ke sana kemari. Tidak elok rasanya bila menolak tawaran mencicipi hidangan.

Barulah setelah hari Ahad kemarin, bisa mulai melaksanakan puasa Syawal. Insha Allah mampu sampai enam hari. Kalau mungkin lebih, demi menutupi kekurangan-kekurangan sebelumnya.

***

Bagi saya, menjalankan puasa Syawal bagai melangkah menyusuri jalan sunyi puasa di bulan Syawal. Merasa sendiri. Tiada perayaan, persiapan, maupun kemeriahan. Tidak ada seorang pun yang tahu.

Jalan sunyi yang berujung pada suatu keramaian, di mana terdapat penjual: doclang pikulan; tahu Sumedang, bacang, dan aneka kue basah; kedai soto; depot bakso dan mi ayam; warung nasi rames; dan sebagainya. Tipikal daerah di sekitar Rumah Sakit.

Ujung jalan terdapat penjual doclang dan aneka jajanan (dokumen pribadi)
Ujung jalan terdapat penjual doclang dan aneka jajanan (dokumen pribadi)

Ah, mungkin sunyi itu merupakan perasaan saya semata.

Kutipan3 diolah dari kutipankata.com (dokumen pribadi)
Kutipan3 diolah dari kutipankata.com (dokumen pribadi)

Rujukan: 1 dan 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun