Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Agar Rumah Aman Saat Mudik, Pelihara Relasi Ini

29 April 2022   07:58 Diperbarui: 29 April 2022   08:09 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pagar rumah digembok oleh TanteTati dari pixabay.com

Perjalanan berangkat ke kampung halaman, juga sebaliknya, ditambah waktu berkumpul dengan keluarga, menggelinding dalam durasi panjang. Bahkan bisa selama sepuluh hari, sejak akhir bulan ramadhan, selama Idul Fitri, hingga setelahnya.

Untuk itu perlu persiapan agar tradisi mudik menjadi tenang, nyaman, dan aman.

Baca juga: Tips agar Mudik Tenang, Nyaman, dan Aman

Persiapan-persiapan itu meliputi:

  1. Kondisi keuangan (tentu saja);
  2. Ketersediaan sarana transportasi (angkatan umum, kendaraan pribadi;
  3. Kesehatan fisik dan mental.
  4. Memiliki kampung halaman.

Sepanjang waktu itu rumah ditinggalkan dalam keadaan kosong. Bisa terjadi berbagai hal tidak dikehendaki. Misalnya: kemalingan, kebakaran, dan segala hal yang mengganggu keamanan rumah.

Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah:

  1. Mematikan kran air.
  2. Mencabut steker alat yang tidak dioperasikan.
  3. Mematikan lampu dalam.
  4. Menggunakan sensor untuk menghidupkan lampu luar.
  5. Melepas regulator dari tabung gas atau menutup kran utama (jika berlangganan gas negara).
  6. Mengunci pintu kamar dan memastikan semua pintu keluar sudah terkunci dengan benar.
  7. Bila tersedia anggaran, ada baiknya memasang CCTV yang bisa dipantau dari jarak jauh via jaringan digital. Namun perlu diingat, perangkat pemantau tersebut hanya bisa bercerita setelah kejadian.
  8. Menitipkan kunci rumah kepada orang kepercayaan dan kerabat yang tidak bepergian.
  9. Sampaikan kepada RT bahwa rumah akan ditinggal dalam beberapa hari. Juga kepada satuan pengamanan lingkungan (bila ada).
  10. "Titipkan" rumah kepada tetangga sekitar yang tidak mudik atau bepergian jauh.

Nah, pemberitahuan kepada RT dan petugas keamanan merupakan hal  teknis. Mereka memang harus mengetahui situasi lingkungan dalam lingkup pengawasannya. Termasuk rumah-rumah kosong.

Sedangkan menitipkan rumah kepada tetangga sekitar mengandung unsur hubungan sosial yang kompleks. Mosok ketemu tetangga hanya setahun sekali saat perlu saja? Mosok mendadak minta bantuan?

Mungkin saja hubungan bertetangga di kawasan sibuk mencerminkan gaya hidup masing-masing (individual). Tiada celah untuk menjalin relasi akrab. Tidak mengenal satu sama lain.

Tidak demikian! 

Supaya dapat menjalin relasi akrab dan saling tolong menolong di antara tetangga, perlu diperhatikan etika sebagai berikut:

  1. Mengenal para tetangga dengan baik. Kita, sebagai muslim, diajarkan agar berbuat baik kepada tetangga.
  2. Mengucapkan salam dan tersenyum ketika berjumpa.
  3. Tidak berkata atau berlaku buruk kepada tetangga.
  4. Berbelasungkawa, bila ada kedukaan di rumah tetangga. Almarhumah nenek saya mencontohkan: pergi melayat ke tetangga, kendati beliau tidak mengenalnya.
  5. Bergembira ketika tetangga menyelenggarakan acara kebahagiaan
  6. Membantu saat tetangga mengalami kesusahan.
  7. Melindungi hak tetangga, seperti melindungi hartanya dari gangguan penjahat, serta berbagi makanan atau barang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun