Apabila dinyatakan bahwa hampers merupakan cenderamata yang dikemas secara menarik di dalam wadah keranjang, maka saya pernah beberapa kali mengirimnya ke orang tertentu. Bukan kepada kerabat atau keluarga.
Saya pun tidak berharap hampers tersebut akan mendapatkan balasan berupa hampers lagi. Tidak.
Hampers itu dikirim bukan atas nama sendiri, tapi atas nama asosiasi tempat perusahaan saya bernaung. Kumpulan pengusaha konstruksi yang menjalin hubungan baik dengan para pejabat pengadaan agar tetap langgeng. Agar lancar dalam perolehan proyek.
Itu bagian dari membina relationship. Itu salah satu bentuk saja. Menurut pemahaman umum disebut entertainment.Â
Sehingga, entertainment bagi pengusaha konstruksi di lingkungan Pemda bisa sangat luas pengertiannya, meliputi: mentraktir pembelian peralatan dan ongkos mancing; karaoke; makan-makan di restoran; hingga menalangi pembayaran STNK kendaraan.Â
Tergantung skala. Pengusaha yang kerap mendapat proyek besar, ya akan memberikan "umpan" setimpal. Pengusaha baru atau yang memperoleh proyek recehan, menyediakan dana saweran bersama rekan-rekan asosiasi. Termasuk dalam penyediaan hampers.
Pengiriman hampers tersebut dengan harapan ada tambahan plotting (penjatahan) proyek, selain tertib membayar commitment fee dan undertable money lainnya,
Mengirim hampers dalam kerangka bisnis, atau kepada para pejabat pengadaan, merupakan pertukaran yang mengandung pamrih.
Apabila hampers ditafsirkan sebagai antaran lebaran yang tulus, maka sering kali keluarga saya mengirimnya kepada tetangga. Benar. Tetangga di sekitar rumah.
Hampers yang berubah rupa itu pun tidak perlu diwadahi keranjang atau semacamnya. Cukup dimasukkan ke dalam mangkuk dan piring saji lalu wadah-wadah itu diletakkan di atas nampan anti-selip. Jangan lupa, selimuti dengan serbet bersih.
Dengan demikian antaran siap disampaikan. Siapa penerimanya?
Dahulukan mengirim kepada tetangga terdekat yang non-muslim. Kendati tidak merayakan Idul Fitri, mereka berkesempatan mencicipi suasana kegembiraan lebaran umat Islam. Berikutnya adalah tetangga yang berbatasan tembok dengan rumah kita.
Tidak ada batasan khusus, berapa banyak tetangga yang akan memperoleh antaran. Semata-mata disesuaikan dengan ketersediaan bahan antaran.
Dengan adanya antaran tersebut tidak selalu ada balasan, selain ucapan terima kasih. Memang tujuan "hampers" seperti itu tidak mengharapkan apa-apa. Ia merupakan pengejawantahan dari keinginan untuk berbagi kebahagiaan di hari bahagia.
Paling satu dua tetangga (bisa lebih) akan mengisi kembali mangkuk dan piring yang sudah kosong. Di sinilah terjadi saling antar mengantar antaran. Berbalas antaran.
Jadi tidak mengherankan, jika di atas meja terdapat dua atau lebih masakan serupa pada kesempatan Idul Fitri. Mengingat bahwa menghadapi momen itu, ibu-ibu menyiapkan beberapa masakan yang nyaris seragam sebelum bulan ramadhan berakhir:
- Rendang (apakah versi Padang ataupun gaya Sunda dan Jawa).
- Opor ayam.
- Sambel goreng ati dan kentang dengan sisipan petai.
- Sambel godok (kacang panjang dan tetelan daging sapi dimasak dalam kuah santan).
- Dan jangan lupa, ketupat yang nyaris merupakan hidangan wajib pada saat lebaran.
(Catatan: di daerah lain ke-umum-an tersebut bisa berbeda, tergantung kebiasaan).
Akhirnya
Pebisnis bidang konstruksi mengirim hampers lebaran kepada pejabat pengadaan, tidak berharap kiriman kembali berupa hampers. Ia merupakan salah satu bagian dari menjalin hubungan baik.
Sedangkan, hampers yang dibaca sebagai antaran di lingkungan tetangga, merupakan perwujudan dari keinginan untuk berbagi suasana kegembiraan lebaran dengan tulus. Tidak menuntut balasan.
Jangan heran, jika di lingkungan tertentu kerap terjadi berbalas "hampers" atau berbalas antaran di momen Idul Fitri.
Kira-kira maknanya setara dengan saling mengirim hampers lebaran di antara keluarga atau kerabat dekat pada hari berbahagia tersebut. Itu menurut hemat saya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI