Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Perhatikan Hal Ini Sebelum Mudik Menggunakan Kendaraan Sendiri

19 April 2022   16:57 Diperbarui: 24 April 2022   14:23 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seminggu sebelum hari raya Idul Fitri, mendadak saya harus menyelesaikan satu urusan di Semarang. Tiket pesawat, kereta api, dan bus sulit didapat dalam waktu cepat. Umumnya sudah habis dipesan mereka yang akan mudik.

Pilihan terbaik adalah mengendarai mobil sendiri. Berhubung dalam waktu mepet tersebut tidak ada kawan yang mau diajak berangkat, mau tidak mau saya berangkat sendiri.

Hari itu saya menyempatkan diri untuk memeriksa keadaan mobil ke bengkel langganan. Saya tidak mau ambil risiko jika terjadi kendala di perjalanan.

Bakda salat tarawih berangkat dari rumah (waktu itu masih tinggal di Setiabudi, Jakarta Selatan). Mulanya kecepatan kendaraan terjaga dalam batas aman. Lalu lintas mulai ramai, tapi belum padat.

Selepas pintu tol Cikampek, belok kiri menuju Cirebon. Meskipun saat itu belum ada tol menuju timur, jalan cukup mulus. Menggoda adrenalin untuk menginjak pedal gas lebih dalam.

Tikungan meliuk-liuk dilibas dengan kecepatan lumayan. Percaya diri, menimbang empat ban baru berumur sebulan. Rasanya semangat Michael Schumacher merasuki jiwa.

Melewati jalur Pantura dengan kecepatan tinggi, meski di beberapa bagian bergelombang. Setelah melewati Sukamandi perasaan tidak enak, di kejauhan tampak kelap-kelip di tengah jalanan minim penerangan. Pelan-pelan pedal gas saya angkat.

Ternyata kecelakaan lalu lintas, sebuah minibus beradu banteng dengan truk. Saya tidak akan menceritakan keadaan yang terjadi, yang pasti saat itu setelah melihat kondisi korban lutut gemetaran. Lemas.

Taklama kemudian saya berhenti di sebuah warung. Minum air putih dan berusaha meredam shock. Terbayang cara-cara saya dalam mengendalikan kendaraan yang ugal-ugalan. Tadi.

***

Mudik menggunakan kendaraan sendiri merupakan satu pilihan, di antara perjalanan menggunakan pesawat terbang, kereta api, atau bus. Mobil atau sepeda motor tersebut juga menjadi sarana transportasi di kampung halaman.

Bahkan bagi sebagian orang, keberadaan kendaraan tersebut merupakan pernyataan tidak langsung tentang keberhasilan merantau di tanah orang. 

Bukan pamer saat mudik, tetapi merupakan suatu keadaan wajar dari perantau yang sukses. Toh itu kendaraan milik sendiri.

Asalkan jangan memaksakan diri, misalnya menyewa kendaraan mewah sekadar untuk pamer. Padahal di tanah rantau kendaraan dimiliki biasa-biasa saja, bahkan tidak ada.

Terlepas dari itu semua, mudik menggunakan kendaraan sendiri perlu memperhatikan persiapan dan adab mengemudi, agar tidak terjadi hal-hal diinginkan, sebagai berikut:

Persiapan

1. Memeriksa fluida kendaraan: oli mesin, oli penggerak dan transmisi (matik atau manual), minyak rem, reservoar air radiator, tabung air wiper. Pastikan bagian-bagian tersebut tidak mengalami kebocoran.

2. Memeriksa sistem pengereman. Fungsi optimal mekanisme pengurangan dan penghentian laju kendaraan demikian penting. Lebih penting daripada pertimbangan tenaga mesin. Sistem ini meliputi ketebalan kampas, kebocoran, dan daya henti. Ganti kampas dan setel ulang sistem pengereman, bila perlu.

3. Memeriksa sistem tenaga kendaraan, kapan terakhir mengganti busi? Kapan terakhir mengganti pelat kopling? Kapan mengganti bagian-bagian bergerak? Dan seterusnya.

4. Memeriksa sistem kelistrikan, meliputi fungsi lampu-lampu, fungsi wiper (penghapus air di kaca), fungsi indikator, keadaan sambungan, kondisi isolasi (menghindari korsleting), kabel yang mungkin getas karena panas dan umur, sekering (fuse). Ganti sesuai spesifikasi pabrik.

5. Memeriksa sistem kemudi. Apakah perlu disetel ulang (balancing) atau diganti, bila ada bagian yang sudah aus.

6. Memeriksa kembangan dan tekanan ban. Pastikan karet roda masih layak digunakan untuk jarak jauh. Diganti apabila kedalaman tapak ban kurang dari 1,6 milimeter atau sudah berusia lebih dari 10 tahun  dari tanggal produksi (sumber). Sedangkan rujukan lain menerangkan bahwa ketebalan kembang minimum adalah 2-4 mm (sumber). 

Selain tidak dianjurkan menggunakan ban "botak", juga tidak disarankan memakai ban "suntikan" atau ban bekas yang kembangannya diukir (dicoak lagi). Ban jauh lebih tipis dan berpotensi pecah. Bahaya!

Terakhir, ukur tekanan udara sesuai spesifikasi pabrik.

7. Jika kendaraan dilengkapi dengan pengatur suhu ruangan, periksa kondisi embusan dan kemampuan mendinginkan kabin mobil.

8. Bila memerlukan perbaikan lebih lanjut, lebih baik meminta bantuan kepada mekanik ahli atau bengkel terpercaya. Hemat tenaga juga.

9. Pelajari rute paling aman yang hendak ditempuh dan, bagi pengemudi mobil, jangan lupa siapkan kartu pembayaran tol dengan saldo cukup.

10. Jangan lupa, kotak P3K, segitiga pengaman, senter, dan lain-lain.

Adab Mengemudi

1. Patuhi rambu-rambu lalu lintas.

2. Mengemudi dalam keadaan sehat.

3. Patuhi batas kecepatan. Diketahui, batas kecepatan berkendara mobil untuk di tol dalam kota 60 kpj hingga 100 kpj. Di tol luar kota 60-80 kilometer per jam (sumber).

4. Perhatikan saat pengisian bahan bakar. Begitu jarum penunjuk hendak menyentuh garis seperempat, segera berhenti di Stasiun Pengisian Bahan Bakar yang terlihat. Sesuaikan jenis dan oktan BBM dengan petunjuk pabrik.

5. Istirahat setelah mengemudi selama 3-4 jam. Bagi pengendara sepeda motor durasinya bisa lebih pendek (setelah 2,5 jam), tergantung kondisi lalu lintas dan cuaca panas.

6..Emosi tidak mudah terpancing, bila ada pengguna jalan lainnya yang memprovokasi untuk balapan. Risiko akan lebih tinggi, jika kebut-kebutan.

7. Selalu berdoa bila hendak berangkat, apakah dari tempat tinggal maupun tempat beristirahat. Ucapkan puji syukur ke hadirat-Nya, bila telah tiba dengan selamat.

Itulah persiapan kendaraan, persiapan kelengkapan, persiapan mental, dan adab berkendara agar perjalanan mudik berlangsung dengan aman dan nyaman.

Barangkali ada tambahan?

Cepat sampai untuk menebus rasa kangen memang bagus, tapi keselamatan adalah hal utama agar bisa berkumpul dengan keluarga tercinta pada hari bahagia. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun