Selanjutnya, saya rajin minum obat dan ngemil blimbing wuluh.
Bulan berikutnya saya ikut program vaksinasi kedua. Antrean lebih panjang dari bulan sebelumnya.
Lagi-lagi saya tidak lolos dalam pemeriksaan tekanan darah. Sampai dua kali. Terakhir disarankan untuk mengeluarkan air seni setelah banyak minum air bening, dengan harapan tekanan darah turun.
Dalam pemeriksaan, tekanan darah masih tinggi, namun cenderung turun dari sebelumnya. Dokter pemeriksa memastikan bahwa saya siap menerima vaksin.
Akhirnya pada hari itu, tanggal 4 September 2021, saya telah lengkap menerima vaksin melawan penularan Covid 19. Tenang.
Eh, ada lagi. Vaksin booster untuk memastikan kekebalan. Dengan ketentuan enam bulan setelah vaksin kedua, mestinya jadwal penyuntikan vaksin ketiga pada bulan Maret 2021. Ternyata aplikasi Perduli Lindungi menyatakan bahwa saya eligible menerima vaksin pada bulan Desember 2021. Dipercepat menjadi tiga bulan.
Saya pun segera meluncur ke tempat vaksinasi dengan keyakinan bahwa, tekanan darah berada dalam posisi normal. Saya rajin minum obat kok.
Situasi tempat vaksinasi berbeda dengan yang terdahulu, tidak ramai. Daftar, tidak lama kemudian diperiksa tekanan darah.
Ternyata, oh, ternyata, kejadian berulang. Tekanan darah tidak cukup rendah untuk langsung disuntik. Saya pun harus beristirahat selama lima belas menit.
Kali ini saya hanya pasrah. Kalau pun tidak lolos, mungkin saya akan kembali. Mungkin juga tidak kembali menerima booster. Dengan pikiran lebih tenang, saya menghabiskan air mineral tersisa.
Setelah pengecekan, dokter pemeriksa meminta kepastian, "obat diminum terus, kan?"