Vaksinasi nyaris gagal. Saat diperiksa, tensi tinggi. Berhubung sudah tiga kali menemui masalah sama, akhirnya menemui dokter spesialis saraf di RSUD.
Saya harusnya rutin memeriksakan diri sekali setiap bulan. Maklum harus mengonsumsi obat-obatan tertentu setiap hari, untuk mencegah terjadinya hal lebih fatal. Terakhir berkunjung ke poliklinik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor pada Maret tahun lalu.
Bukan mengkhawatirkan serangan penyakit kronis dengan akibat lebih parah, tetapi lebih takut terhadap penularan Covid 19 yang waktu itu tidak terkendali. RSUD Kota Bogor menjadi pusat penanganan Covid 19, di mana demikian banyak kasus ditangani di rumah sakit milik pemerintah daerah tersebut.
Pilihan lain yang dipikirkan sendiri adalah, membeli obat pengencer darah dan penurun tekanan darah tinggi di toko obat. Tanpa berkonsultasi tentang jenis dan jumlahnya dengan dokter ahli.
Entah, tertular virus korona lebih menakutkan, dibanding kekhawatiran terhadap serangan lebih fatal mengakibatkan kesehatan kolaps. Hehehehe.
***
Saya sempat gagal mengikuti program vaksinasi pertama. Tidak lolos screening karena setelah diperiksa, tekanan darah tinggi. Disarankan berkonsultasi dengan dokter saraf.
Terpaksa pulang lagi, tetapi keinginan untuk ke poliklinik di RSUD sirna. Mengingat kedudukannya sebagai pusat penanganan Covid. Saya minum obat seadanya dan rutin menyantap wuluh (blimbing sayur). Masam? Jangan tanya!
Setelah tiga atau empat hari saya kembali ke tempat vaksinasi. Tidak lolos screening lagi. Setelah minum dan beristirahat selama sepuluh menit, kembali diperiksa. Cenderung turun. Hari itu tanggal 5 Agustus 2021 berhasil memperoleh vaksin pertama.