Beragam sketsa berpusar. Kala menyusuri jalan-jalan lingkungan sempit berliku. Bab-bab kisah kecil meliputi warga kecil dalam catatan kecil. Diary.
Tiga tahun terakhir, menyusuri jalan lingkungan berukuran lebar satu sampai satu setengah meter menjadi rutinitas. Paling tidak seminggu sekali menjelajahi gang.
Dulu nyaris taksempat. Kalaupun pernah, tidak sedikit pun menilik kehidupan warga bermukim. Terlalu tinggi hati untuk melihat ruang sempit yang, ternyata, menarik dengan segala dinamika di dalamnya.
Ini catatan selama saya berpetualang mengitari gang, di antara rumah-rumah berukuran mungil. Mungkin 20-30 meter persegi atau bisa lebih sedikit. Yang jelas, tidak seperti pemukiman di klaster atau real estate dengan hunian mentereng berukuran sama besarnya.
Bank Keliling
Masuk lebih dalam disambut oleh spanduk merah membentang di antara rumah berdinding abu-abu dan pink, dengan huruf kuning, putih, dan biru, bertuliskan "Tolak Keras Bank Keliling Beroperasi di Wilayah Ini". Menurut warga, mereka mencemaskan kehadiran personel yang menawarkan tabungan sekaligus pinjaman itu.
Bunga mencekik leher nasabah. Rentenir menerapkan bunga 10 hingga 20% per bulan. Terasa "ringan" karena nasabah mengangsur setiap hari. Bagaimana mekanisme persisnya? Saya belum menggali informasi lebih dalam.
Warung
Lebih dalam lagi, terlihat beberapa rumah difungsikan sebagai ruang mencari penghasilan. Warung sayur, toko kelontong, warung bakso, penjual gorengan dan nasi uduk.