Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Menjelajahi Gang, Menyusuri Dinamika Menarik

26 Februari 2022   06:58 Diperbarui: 26 Februari 2022   13:15 2173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mulut jalan kecil/gang (dokumen pribadi)

Warung penjualan nasi uduk, gorengan, dsb. (dokumen pribadi)
Warung penjualan nasi uduk, gorengan, dsb. (dokumen pribadi)

Harga disesuaikan dengan kemampuan warga setempat. Barang dagangan dikemas dalam ukuran ekonomis, tidak bakal semahal nilai jual komoditas serupa di supermarket.

Pemodal lebih besar membuka toko kelontong yang menyediakan beras, minyak goreng, gula, kerupuk, hingga permen. Harga ditawarkan nyaris sama dengan barang sejenis di pasar. 

Boleh membeli secara eceran. Boleh juga dijadikan sumber kulakan bagi mereka yang memiliki gerai lebih kecil.

Ada juga warung sayur. Menyediakan kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau. Ikan asin, oncom, jengkol, ayam dibungkus seperempat kilogram, sayur asam atau sup paketan, dan seterusnya. Tapi jangan coba mencari daging sapi. Jarang ada.

Penjual Sayur Bermotor

Penjual Sayur Bermotor (dokumen pribadi)
Penjual Sayur Bermotor (dokumen pribadi)

Nah pedagang sayur bermotor kemungkinan besar menjual daging, dikemas ukuran dua ratus lima puluh gram. Ayam pun dijual utuh, baik ayam negeri maupun ayam kampung.

Kualitas barang-barangnya relatif bagus. Harga ditawarkan nyaris sama dengan nilai barang serupa di pasar. Modal harian diputarkan oleh pedagang sayur lumayan: 1,5 juta per hari. Mestinya keuntungan didapat pun lumayan.

Penjual Sayur Pikulan

Masuk lebih jauh, saya berjumpa dengan pedagang sayur pikulan. Sepotong bambu mengusung dua keranjang ditutup tampah berisi: sawi putih, labu siam, tomat, bawang, cabai. Dibungkus dengan harga hemat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun