Warna tersebut telah ditetapkan sejak awal berdirinya perusahaan, sehubungan dengan bahan baku utama berupa tanah tertentu yang berwarna krem hingga kuning. Uniform sewarna tanah menjadi ciri khas perusahaan.
Identitas korporasi digunakan dari mulai pegawai bagian produksi sampai dengan direksi. Pria dan wanita.
Tentunya pemilihan corak dan model seragam tersebut bukan asal pilih. Bukan karena melihat sesuatu secara sepintas. Bukan atas pertimbangan sepihak. Bukan karena pertimbangan suka dan tidak suka.
Bukan juga karena wangsit yang diperoleh dari mimpi. Bukan.
Tahun 1990-an ketika booming industri perbankan di Indonesia, salah satu kantor cabang terletak jauh dari permukiman atau daerah komersial. Sepi menyendiri.
Kemudian di kalangan karyawan muncul joke yang ditujukan kepada pegawai kantor cabang pembantu itu.
"Bisa jadi saat itu para direksi berhenti untuk kencing. Melihat tanah atau bangunan kosong berharga murah di hadapan, lalu dibeli untuk dibangun sebagai cabang baru."
Moral ceritanya, satu keputusan penting menyangkut identitas korporasi dibuat setelah melalui rangkaian pertimbangan matang dan melibatkan banyak pihak. Jangan baru diputuskan, kemudian diganti lagi.
Semoga pertimbangan yang mendasari penggantian seragam satpam dari mirip seragam Polri, menjadi krem dan cokelat tua tidak demikian. Ia telah melalui proses evaluasi menyeluruh dan tidak dilakukan secara terburu-buru.
Harapannya, corak seragam baru dapat bertahan lama sebagai identitas korporasi. Tidak seperti sebelumnya yang hanya berumur dua tahun.
Seragam kerja yang menjadi kebanggaan dan semangat baru bagi Satuan Pengamanan di mana pun ia berada.