Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Ini Manfaat Jadi Relawan, Jangan Pesimis Dulu

2 Februari 2022   06:57 Diperbarui: 2 Februari 2022   13:48 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Foto oleh Anna Shvets dari Pexels

Terbit polemik. Satu pihak melihat relawan Ekspedisi Indonesia Baru sebagai perbudakan modern. Penggagas menangkis, itu bukan lowongan pekerjaan.

Salah satu syarat dalam audisi relawan Ekspedisi Indonesia Baru 2022, peserta diminta kesediaan untuk tidak mendapat imbalan/gaji. Hanya memperoleh biaya logistik dan akomodasi selama ekspedisi selama satu tahun.

Sontak ketentuan tersebut memanen perbincangan. Netizen mencurigainya sebagai bentuk eksploitasi dan perbudakan modern. Sementara itu penggagas ekspedisi, Dandhy Laksono menegaskan bahwa perjalanan itu merupakan kegiatan sukarela, bukan sebuah lowongan pekerjaan.

Dijelaskan, Ekspedisi Indonesia Baru 2022 merupakan proyek mengelilingi Indonesia untuk menjelajahi keindahan, berikut berbagai permasalahannya. Ia adalah kelanjutan dari aksi sebelumnya, seperti Zamrud Khatulistiwa 2009 dan Ekspedisi Indonesia Biru 2015.

Keterangan lengkap dapat dibaca di sini.

Relawan, menurut Permensos Nomor 29 Tahun 2017, adalah seseorang dan/atau kelompok masyarakat yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan berdasarkan kesukarelaan. Selanjutnya, relawan sosial melaksanakan kegiatan sosial bukan di instansi sosial pemerintah, tapi atas kehendak sendiri atau tanpa imbalan.

Sehingga ada pendapat, relawan jika bekerja atas dasar kesukarelaan, tanpa imbalan, dan/atau tidak berdasarkan perjanjian kerja, maka relawan tidak tunduk kepada UU Ketenagakerjaan.

Penjelasan lengkap dapat dibaca di sini

Seorang sahabat, seusai lulus kuliah bekerja sebagai relawan pada Non-Governmental Organization (NGO) milik asing di Bandung. 

Puluhan tahun kemudian bertemu, ia telah menjabat Managing Director sebuah Perusahaan PMA yang bergerak di bidang jasa informasi periklanan serta riset media dan digital.

Katanya sih, sempat menjadi konsultan bagi Dewan Direksi (BOD) Kompas Gramedia dan BOD Kompas TV. Entahlah. Sekarang berlaku sebagai Managing Partner perusahaan serupa yang berpusat di Singapura.

Kegiatannya di NGO atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) menjadi modal untuk berkarier di perusahaan asing. 

Bagaimana cara dan berapa lama prosesnya? Jangan tanya saya. Ia hanya menegaskan: itu salah satu keuntungan bekerja sebagai relawan!

Dalam skala kecil dan dalam waktu sebentar, saya pun pernah menjadi relawan.

Tahun 2004 seorang kawan mengajak saya menjadi relawan. Pemborong senior tersebut mendirikan kelompok relawan wilayah Bogor untuk salah satu capres-cawapres. Dasarnya semata-mata karena rasa suka kepada pasangan tersebut.

Dan juga karena sebal dengan kinerja pengurus partai pendukung yang tidak sensitif terhadap sense of urgency. Diketahui, partai tersebut masih relatif baru. Green horn!

Pemborong yang juga tokoh disegani di Kota Bogor itu merogoh kantong sendiri dengan tambahan sokongan dari donatur, demi membiayai:

  • Pertemuan-pertemuan penggalangan suara;
  • Sewa bus untuk pertemuan pendukung di Jakarta;
  • Pengadaan kaos dan atribut para pendukung;
  • Dan sebagainya.

Saya dan relawan inti tidak mendapatkan imbalan atau gaji sepeser pun. Namun pengeluaran untuk makan, rokok, dan berhubungan langsung dengan kegiatan diganti secara penuh. Ya, kadang-kadang kami tidak melaporkan dengan utuh, sebab melihat dedikasinya yang tinggi.

Konon setelah Capres dan Cawapres diusung resmi menduduki tahta, Pemborong Senior tersebut memperoleh piagam sebagai tanda terima kasih. 

Para relawan kembali ke kehidupan semula. Bukan sebagai orang partai.

Capek? 

Iya, tapi karena sudah siap menghadapi konsekuensi sebagai relawan yang harus menyediakan waktu dan tenaga, maka rasa capek itu terbayar dengan menyaksikan mereka dilantik sebagai presiden dan wakil presiden. Melalui televisi.

Kendati tidak mendapatkan manfaat pendapatan dan politis secara langsung, ada beberapa hal positif yang saya rasakan jadi relawan.

  1. Meluaskan jaringan. Kegiatan yang intensif membawa kepada pertemuan dan pergaulan lebih luas. Kelak ketika sepenuhnya terjun ke dunia pemborongan, koneksi ini menjadi "modal" berharga.
  2. Menjadi bagian dari komunitas. Kelompok yang bukan sekadar teman, tetapi mereka mengenalkan ke lingkungan pergaulan luas. Karena itu, saya merintis usaha pemborongan beberapa tahun kemudian (2008/2009).
  3. Membangun kepercayaan diri di lingkungan baru. Jadi relawan menghadirkan kesempatan untuk mencoba hal kontemporer yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
  4. Mempelajari keterampilan baru. Memperoleh pengalaman anyar dan peluang belajar keterampilan yang dapat meningkatkan kualifikasi.
  5. Menantang diri sendiri untuk mencoba sesuatu yang berbeda, mempraktikkan keterampilan.
  6. Meningkatkan kemampuan. Seperti kemampuan berkomunikasi, negosiasi, dan berhadapan dengan berbagai macam kalangan.
  7. Bertemu beragam orang dan teman baru.
  8. Kegiatan relawan atas dasar kesukarelaan dan atas kehendak sendiri tentunya membawa kesenangan.

Jadi sebelum memilih, terlebih dahulu kita harus memahami manfaat jadi relawan. Bisa saja ia membawa kepada peluang karier di lingkungan lebih luas bermodal pengalaman dan kemampuan dari kegiatan itu.

Juga siap menerima kenyataan bahwa pekerjaan tersebut tidak mendapat imbalan atau gaji. Kecuali diatur dengan adanya perjanjian kerja.

Akhirnya, jadi relawan atau tidak adalah sebuah pilihan kegiatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun