Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Duhai Kekasih

15 Januari 2022   06:59 Diperbarui: 15 Januari 2022   06:59 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Pixel2013 dari pixabay.com

Duhai kekasih, di mana engkau simpan biji selasih; bibit melati untuk merayakan pelangi hati. Padanya kembang-kembang mekar. Kumbang-kumbang ngambang.

Tiada. Aku sudah membongkar lemari, laci, juga ingatan di bawah meja. Tak satu pun nyata.

Kekasihku di mana engkau simpan tumpukan rindu; senyum dan kata-kata cinta yang akan kutulis menjadi puisi.

Aku telah mencari di garasi, dapur, dan lorong-lorong sunyi. Hanya menemukan ruang kosong.

Tiada cerita. Tiada ceria. Senja mengibarkan temaram kuning. Hening yang muram.

Hampa membenam di tempat tinggal kita. Sepi menyelinap. Sejak engkau pergi membawa semua rindu, cinta, dan mimpi.

Bersamamu ke bentala sunyi tanpa cahaya, baru kusiram dengan air mawar dan bunga-bunga. Menyisakan luka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun