Kopinya enak. Cukup pekat. Menurut penjual, ia menggunakan campuran kopi Robusta dan Arabika dengan komposisi dirahasiakan. Bahan-bahan tersebut dikirim dari Aceh.
Menggunakan sendok teh, saya menarik buih dengan perlahan ke pinggir cangkir. Bukan diaduk. Biarkan gelembung bersama ampas tenggelam dengan sendirinya.
Barulah saya menikmatinya. Kendati kental, kopi tubruk tidak terasa pahit. Sepintas terasa asamnya Arabika.
Cukup lama saya nongkrong di kedai yang terletak di huk jalan Ciwaringin, Kota Bogor. Menyantap mi balap Medan yang enak dilanjutkan dengan menyesap secangkir kopi tubruk, sambil merakit karya tulis ini.
Tiba waktunya untuk menyelesaikan tagihan.
"Semuanya jadi dua puluh lima ribu," senyum Popay.
Bah, kau kasih diskon pula! Padahal daganganmu belum banyak laku, batin saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H