Hanya ada dua penilaian tentang makanan: enak dan enak sekali. Mi ayam kampung yang saya santap terasa enak sekali. Berbeda dengan biasanya.
Berharap hari pertama tahun 2022 dapat menikmati suasana sepi, saya berjalan-jalan pagi. Jalanan memang lebih lengang. Toko-toko dan warung-warung tutup.
Tidak semua. Ada satu dua pedagang jajanan untuk sarapan, toko, dan warung kopi yang tetap buka. Saya berhenti di sebuah warung kopi samping kantor KOREM 061/Surya Kencana Kota Bogor, demi mengistirahatkan tubuh lelah.
Sebotol tanggung air mineral, secangkir cappucino saset, serta goreng tahu isi dan tempe menemani saya bersantai, sambil memandang beberapa pria --sepertinya tentara---bermain tenis. Kemudian percakapan serdadu berbaju loreng berwajah gahar membuat bibir saya sedikit mengembang. Mereka berkelakar dengan sesama.
Tiba waktu untuk meneruskan pengelanaan. Di tengah perjalanan, mata terperangkap pada spanduk merah berukuran besar bertuliskan: "Mi Ayam Kampung". Rasa penasaran menyeret kaki masuk ke tempat tersebut.
Di dalam ruangan mirip garasi terlihat enam set meja kursi berkualitas baik. Di depan terletak bukan gerobak seperti biasa, tapi bufet, rak bersekat untuk kompor biasa, dan dudukan kompor tekanan tinggi. Kesemuanya terbuat dari stainless steel.
Biasanya perlengkapan tersebut digunakan untuk restoran besar. Terlalu mahal untuk sekadar berjualan mi ayam.
Saya melihat daftar menu ditawarkan. Lembaran merah di-laminasi itu menarik perhatian saya. Rupa-rupanya pengelola rumah makan mi ayam kampung ini memahami pentingnya daftar harga makanan.
Baca juga: Pentingnya Daftar Harga Makanan, Jangan Sampai seperti Warung Tengkleng Ini