Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Lembur pada Malam Tahun Baru

31 Desember 2021   18:56 Diperbarui: 31 Desember 2021   21:40 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompasiana bertanya, "kamu tetap bekerja di tahun baru? Bagaimana menyiasatinya?"

Saya menjawab, "of course, iyeslah!" Gak usah disiasati. Dijalanin aja!"

Saya pernah mengalami bekerja saat malam tahun baru, semasa saya masih aktif bekerja beberapa tahun lalu.

Pertama, dalam rentang waktu tahun 1999 hingga akhir 2005 saya bekerja di sebuah kafe di Jakarta Selatan. Kedua, setelah terjun di bidang usaha pengadaan barang dan jasa bagi instansi pemerintah, sekitar tahun 2009 sampai akhir tahun 2018. Sebagai pemborong.

Mari kita kupas satu-satu.

Bekerja di Kafe

Selain bergerak di bidang jasa penjualan makanan dan minuman, kafe juga menyediakan: tempat cozy; excellent service; live music. Daya tarik terbesarnya adalah "menjual suasana" barulah menjual produk makanan minuman.

Paling istimewa adalah penjualan pada tanggal 31 Desember setiap tahunnya.

Bagaimana tidak?

Pajak Hotel dan Restoran (PHR) dipungut oleh Pemerintah Daerah setempat sebesar 15% dari total penjualan hari itu. Berbeda dengan hari lainnya yang bertarif 10 persen.

Izin penyelenggaraan kegiatan penjualan diadakan khusus untuk tahun baruan, dengan penetapan perforated ticket bernilai tertentu. HTM khusus tersebut dibolong-bolongi oleh kantor dinas pajak daerah.

Dengan tanda masuk itu aparat akan dengan mudah memeriksa jumlah tamu masuk. Pemeriksaan HTM dan omzet dilakukan oleh aparat gabungan pada akhir hari itu juga.

Maka ongkos dekorasi, honor grup band yang mencapai tiga kali lipat dari biasanya, biaya di bawah meja untuk perizinan, nilai entertain aparat gabungan yang demikian tinggi. Maka tak heran jika HTM dan harga makanan minuman saat malam tahun baru cenderung naik tiga kali lipat.

Jadi, selain sibuk dengan persiapan acara menyambut tahun baru, bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan acara, saya turut dalam penetapan nilai penjualan hari itu secara internal, lalu "menjamu" petugas gabungan dan "menegosiasikan" nilai yang selayaknya dilaporkan kepada Pemda.

Lebih banyak tekanan pekerjaan daripada menikmati malam pergantian tahun. Tegang.

Ilustrasi tahun baru 2022 oleh blende12 dari pixabay.com
Ilustrasi tahun baru 2022 oleh blende12 dari pixabay.com

Sebagai Pemborong

Pekerjaan penyedia barang dan jasa kepada instansi pemerintah juga mengambil waktu santai merayakan tahun baru. Hal ini berkaitan dengan proses penagihan.

Kalau proyek pemerintah pusat, administrasi penagihan sudah harus beres pada pertengahan bulan Desember.

Namun untuk proyek APBD atau Pemda, proses penagihan bisa sampai mentok pada tanggal 31 Desember. Demikian karena selama memperoleh proyek Pemda, pengalaman menyatakan bahwa mayoritas proyek turun di semester kedua. Bahkan banyak yang mepet pada triwulan terakhir.

Konsekuensinya, pekerjaan baru selesai menjelang akhir tahun. Berimbas kepada proses penagihan saat hari-hari terakhir bulan Desember.

Rantai birokrasi panjang dan njlimet, serta dokumen bejibun telah menguras energi. Dalam waktu mepet proses penagihan harus kelar. Sering kali sampai pukul tengah malam pada tanggal 31 Desember, saya --dan banyak orang lain---masih berkutat dengan dokumen.

Kalau tidak?

Penagihan atas pekerjaan pada tahun berjalan jika melewati batas waktu 31 Desember, maka akan carried forward ke bulan Mei atau Juni tahun berikutnya. Bagi pemodal kecil seperti saya, keadaan itu berarti kiamat keuangan.

Setelahnya, saya terlalu lelah untuk merayakan malam tahun baru.

Lantas, dalam keadaan masih lembur dan lelah pada malam pergantian tahun, bagaimana saya menyiasatinya?

Begini kiat yang saya lakukan:

  1. Menerima dengan lapang bahwa kegiatan itu adalah obligasi yang harus diselesaikan.
  2. Kendati ada skema delegasi, kita tetap bertanggung jawab penuh atas pencapaian keberhasilan pekerjaan.
  3. Tidak menunda-nunda. Waktu tidak mungkin diputar ulang.
  4. Menikmati momen pergantian tahun apa adanya, meski tidak sempat melihat kembang api atau membakar jagung.
  5. Untuk pertama kalinya, sempatkan mengucapkan Selamat Tahun Baru kepada keluarga tercinta dengan cara menelpon (sekarang bisa video call). Itu merupakan kebahagiaan di tengah rasa lelah
  6. Bersyukur masih dipercaya untuk menyelesaikan tugas atau melakukan pekerjaan penting pada malam pergantian tahun.

Jadi, fokus saja kepada penyelesaian pekerjaan dengan penuh tanggung jawab di malam tahun baru. Lalu nikmati momen pergantian tahun apa adanya.

Selamat Tahun Baru 2022 kepada mereka yang tidak bisa meninggalkan pekerjaannya pada malam pergantian tahun: polisi, pengatur lalu lintas dan keamanan, petugas pemadam kebakaran, tenaga medis, dan lain-lain. Juga kepada rekan Kompasianer tanpa kecuali.

Tetap semangat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun