Mencapai peringkat 98 adalah "sesuatu" bagi saya. Bangga dengan prestasi itu, meski bagi orang lain merupakan satu hal yang biasa-biasa saja.
Hitungan level yang diterbitkan oleh Kompasiana, berdasarkan data Januari -- November 2021, tersebut menjadi kekayaan batin tersendiri.
Bayangkan, saya bagaikan berada di pucuk rimbunan 2 juta pengguna Kompasiana dengan 2,8 juta konten tayang dengan tingkat pengguna aktif sekitar 35%-40% (sumber).
Rasa-rasanya, peringkat itu tidak berbeda dengan di tahun sebelumnya. Entahlah. Saya lupa. Namun hal itu tidak sedikit pun mengubah rasa senang.
Sejatinya saya bukan penulis. Yaitu orang yang melakukan pekerjaan menulis dan menuangkan gagasan dalam bentuk karya tulis. Bukan berarti saya tidak pernah menulis. Sering!
Umpamanya membuat makalah karena penugasan. Atau membuat marketing letters. Sekali waktu sempat membuat press release, bahan presentasi, proposal dan laporan ke dewan direksi. Terakhir, saya membuat berbagai dokumen berhubungan dengan tender proyek. Itu semua untuk lingkungan terbatas dengan audiens nyaris seragam.
Maka menulis untuk kalangan pembaca beragam adalah "pekerjaan" baru yang saya temui. Kompasiana merupakan ruang pertama tempat saya mempresentasikan gagasan, menyampaikan opini, dan menuangkan imajinasi dalam bentuk karya fiksi.
Awal bergabung dengan Kompasiana pada pembukaan tahun 2011, saya lebih banyak menulis kategori fiksi, terutama puisi. Saya terpesona oleh jagoan-jagoan puisi pada waktu itu. Karya mereka kerap nangkring di kolom headline.
Kesibukan pada tahun-tahun berikutnya menyurutkan keinginan untuk mengisi daftar kehadiran di Kompasiana.
Geliat menulis bersemi lagi pada triwulan terakhir tahun 2019. Awalnya masih seminggu sekali. Lalu seminggu dua kali, tiga, kali. Belakangan saya menetapkan target kepada diri sendiri untuk menayangkan satu artikel setiap hari. Kepingin seperti orang-orang.
Nah berhubung saya tidak memiliki pengalaman sebelumnya untuk menerbitkan karya tulis di media mana pun jua, Kompasiana menjadi satu-satunya muara penyampaian. Gratis pula dengan peluang mendapatkan keterbacaan yang tinggi. Ditambah bonus berupa: artikel pilihan; artikel utama; K-rewards.
Menulis menjadi kegiatan baru yang menyenangkan.
Selama lebih dari dua tahun tersebut saya fokus dalam bidang tulis-menulis. Di Kompasiana. Sesekali menjadi avonturir di platform lain, walaupun akhirnya kembali pulang.
Banyak kesempatan belajar menjadi penulis, ah bukan: tukang tulis di Kompasiana, dengan membaca karya para penulis sungguhan maupun ujaran teoretis. Dari mana pun. Dari siapa pun.
Namun yang kadang agak terlupa, ternyata Kompasiana menyediakan FAQ, menjawab pertanyaan sering diajukan. Semisal, konten pilihan (highlight) yang memenuhi paling sedikit satu dari kriteria: Komprehensif; Aktual dan Faktual; Unik dan Menarik; Bermanfaat; Memiliki unsur kebaruan (novelty); Katarsis.Â
Saya tidak ingin menulis ulang FAQ lebih lanjut, karena fitur tersebut telah memberikan keterangan lengkap. Selanjutnya dapat dipelajari di sini.
Selama sebelas bulan saya berhasil menayangkan 241 konten dengan 240 artikel pilihan. Di antaranya terpilih 54 konten menjadi artikel utama.
Konten paling disukai adalah Suara Nyaring Pemandu Truk Kuning. Kategori yang saya sukai adalah fiksiana.
***
Ya. Itu barangkali merupakan pemeringkatan dan statistik semata, tetapi bagi saya sangat bermakna. Angka-angka terkandung di dalam kaleidoskop Kompasiana merupakan suplemen bagi saya untuk lebih giat dalam menulis.Â
Berapa pun peringkatnya, yang penting nulis sampai tenaga habis. Siapa tahu kelak menjadi penulis sungguhan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H